Cintailah Allah dan Rasulullah Lebih dari Siapapun

DALAM kitab Al Mahabbah, Imam Al Ghazali menyatakan bahwa puncak perjalanan keberagamaan kita adalah al mahabbah alias cinta kepada Allah.

Cintailah Allah dan Rasulullah Lebih dari Siapapun
Ilustrasi/Net

Hisyam: "Mengapa Anda berbuat seperti itu wahai Thawus?"

Thawus: "Memang apa yang saya lakukan?"

Hisyam: "Anda melepas sepatu di tepi permadani saya, Anda tidak memberi salam kehormatan, Anda hanya memanggil namaku tanpa gelar lalu duduk sebelum dipersilakan."

Baca Juga : Dahsyat! Lima Hadiah Allah Bagi Orang Berbuat Baik

Thawus: "Adapun tentang melepas sepatu, saya melepasnya lima kali sehari di hadapan Allah Yang Maha Esa, maka hendaknya Anda tidak marah atau gusar.

Adapun masalah saya tidak memberi salam tanpa menyebutkan gelar amirul mukminin, itu karena tidak seluruh muslimin membaiat Anda. Oleh karena itu, saya takut dikatakan sebagai pembohong apabila memanggil Anda dengan amirul mukminin. Anda tidak rela saya menyebut nama Anda tanpa gelar kebesaran, padahal Allah Subhanahu wa Taala memanggil nabi-nabi-Nya dengan nama-nama mereka, "Wahai Daud, Wahai Yahya, Wahai Musa, Wahai Isa." Sebaliknya menyebut musuhnya dengan menyertakan gelar ("Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa").

Adapun mengapa saya duduk sebelum dipersilakan, ini karena saya mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, "Bila engkau hendak melihat seorang ahli neraka, maka lihatlah pada seorang yang duduk sedangkan orang-orang di sekelilingnya berdiri." Saya tidak suka Anda menjadi ahli neraka." Amirul Mukminin Hisyam mendengar penjelasan itu dengan serius.

Hisyam: "Wahai Abu Badurrahman, berilah saya nasihat!"


Editor : Bsafaat