Gelar Maulud Nabi, DKM Ikomah UIN Bandung Terapkan Prokes

Kendati masih di masa pandemi Covid-19, DKM Ikomah UIN Bandung tetap aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan. Namun, panitia tentunya tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.

Gelar Maulud Nabi, DKM Ikomah UIN Bandung Terapkan Prokes
istimewa

INILAH, Bandung - Kendati masih di masa pandemi Covid-19, DKM Ikomah UIN Bandung tetap aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan. Namun, panitia tentunya tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.

Seperti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan DKM Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada Selasa (17/11/2020) lalu. Kegiatan yang diisi dengan ceramah dai kondang KH Jujun Junaedi ini mengangkat tema Akhlak Karimah sebagai Bingkai Wahyu Memandu Ilmu.

Ketua DKM Ikomah UIN Bandung Bachrun Rifa'i mengatakan, peringatan maulid Nabi ini untuk memenuhi harapan jamaah agar masjid Ikomah terus aktif mensyiarkan ajaran Islam termasuk memperingati maulid Nabi meski dalam kondisi pandemi.

Baca Juga : Bandung Gerak Cepat Respons Instruksi Mendagri Soal Prokes

"Kegiatan ini untuk memenuhi harapan jamaah masjid Ikomah yang mayoritas adalah Sivitas Akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung, serta masyarakat seputar kampus. Namun tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan, yaitu cek suhu tubuh, menjaga jarak, dan menggunakan masker," katanya kepada INILAH, Kamis (19/11/2020).

Sementara dalam isi ceramahnya, KH Jujun Junaedi mengungkapkan bahwa umat Islam perlu menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah. 

"Peringatan maulid Nabi ini sebagai bentuk cinta Kita kepada Rasulullah SAW. Bukti cinta kepadanya Kita mengikuti Rasulullah seutuhnya", ujar dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ini.

Baca Juga : Foto: Tekan Penyebaran Covid-19, Satgas Gencar Melakukan Operasi Penggunaan Masker

Jujun lebih lanjut menjelaskan tentang akhlakul karimah yang dilandasi dengan berpikir dan berdzikir. Keduanya harus seimbang, bahkan berdzikir harus lebih dulu, baru berpikir.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani