Kerugian Banjir Barusuda Capai Rp2,3 Miliar

Kerugian material akibat banjir menerjang sejumlah kampung di Desa Barusuda Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut diperkirakan mencapai Rp2,3 miliar. Melihat masih besarnya potensi bencana, Wakil Bupat

Kerugian Banjir Barusuda Capai Rp2,3 Miliar

INILAH, Garut,- Kerugian material akibat banjir menerjang sejumlah kampung di Desa Barusuda Kecamatan Cigedug,Jumat (11/1/19) lalu diperkirakan mencapai Rp2,3 miliar.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Djakaria mengungkapkan, perhitungan nilai kerugian material mencapai nilai sebesar itu selain kerusakan bangunan rumah, sarana infrastruktur, fasilitas umum, dan lahan pertanian.

Menurut Dadi, tersumbatnya aliran Sungai Cikurai membuat derasnya air hujan ketika itu tak tertampung hingga meluap menerjang Kampung Ciroyom, Barusuda, dan Kampung Cikahuripan.

Hasil pendataan petugas, pada kejadian tersebut Sebanyak 13 kepala keluarga (KK) setara 52 jiwa terdampak, 10 unit bangunan rumah terendam setinggi 60 cm, 3 unit rumah rusak berat dengan satu unit bangunan rumah panggung di antaranya bergeser terseret arus banjir sejauh lima meter, 1 unit rumah permanen retak, dan 1 unit rumah permanen menjadi miring. Sejumlah sarana infrastruktur, lahan pertanian, fasilitas umum, dan fasilitas sosial pun rusak.

"Kita bergotong-royong bersama masyarakat, pemerintah desa setempat, unsur Forkopim kecamatan, Dinsos, Didamkar, dan FBRB Desa Mulyasari Bayongbong sudah melakukan upaya pembersihan material-material akibat banjir ini," kata Dadi, Rabu (16/1/19).

Kepala Bidang Jaminan Perlindungan Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Garut Heri Gunawan mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan sejumlah bantuan kebutuhan natura bagi para korban terdampak banjir di Barusuda antara lain beras, dan mie instan.

Sementara itu, berkaitan potensi bencana yang masih mengancam di tengah musim hujan sekarang ini, Wabup Garut, Helmi Budiman mengingatkan, BPBD harus selalu siap secara "on time" memonitor ke setiap daerah yang terindikasi rawan terjadi bencana. Termasuk obyek-obyek wisata. "BPBD, lembaga bekerja 24 jam tanpa mengenal hari libur untuk melaksanakan tugas-tugas, termasuk di dalamnya tugas-tugas kemanusiaan,” ujarnya.(*)
 


Editor : inilahkoran