KKP Bakal Kembangkan Riset Industrialisasi Udang Nasional

Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bakal fokus pada riset pengembangan industrialisasi udang nasional. "Kebijakan industrialisasi udang nasional merupakan salah satu agenda pemerintah untuk membangun sektor kelautan dan perikanan," kata Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (23/12/2020)

KKP Bakal Kembangkan Riset Industrialisasi Udang Nasional

INILAH, Jakarta,- Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bakal fokus pada riset pengembangan industrialisasi udang nasional.

"Kebijakan industrialisasi udang nasional merupakan salah satu agenda pemerintah untuk membangun sektor kelautan dan perikanan," kata Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (23/12/2020)

Ia memaparkan, salah satu riset yang dikembangkan adalah perbaikan teknologi budi daya udang vaname superintensif dengan sistem progresif.

Menurut dia, hasil dengan sistem tersebut dapat dapat mencegah kondisi kritis melalui perbaikan kualitas air, membuat vitalitas benur menjadi tinggi, siklus pemeliharaan relatif singkat, pakan menjadi lebih efisien, serta adanya pengaturan pola tebar atau siklus produksi.

Riset selanjutnya adalah perbaikan sistem produksi larva dan kualitas calon udang windu Panaeus monodon. "Tujuannya adalah menghasilkan benih SPF (specific pathogen free) udang windu yang memiliki resistensi tinggi terhadap serangan penyakit serta meningkatkan performa calon induk udang windu," papar Sjarief.

Kepala BRSDM juga mengungkapkan banyak riset lainnya terkait seperti tambak udang terintegrasi silvofisheries, serta kajian sludge collector (SC) pada budi daya udang vaname superintensif.

Baca Juga : Mau Diperiksa Kasus Teraneh di Dunia, Haikal Reaktif Covid-19

Kemudian, teknologi pembesaran udang vaname kepadatan tinggi skala rumah tangga, mina padi air payau, pencegahan penyakit pada budi daya udang ramah lingkungan, dan pengembangan WebGIS Sipetak untuk repositori big data tambak air payau.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto