Konferensi Internasional Agama Hasilkan Deklarasi Jakarta

Konferensi Internasional Agama, Perdamaian, dan Peradaban yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghasilkan Deklarasi Jakarta yang berisi komitmen para pemimpin agama untuk menjadikan agama sebagai sumber perdamaian.

Konferensi Internasional Agama Hasilkan Deklarasi Jakarta
Konferensi Internasional Agama, Perdamaian, dan Peradaban yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghasilkan Deklarasi Jakarta yang berisi komitmen para pemimpin agama untuk menjadikan agama sebagai sumber perdamaian. (Foto Antara)

INILAHKORAN,Bandung- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar konferensi internasional untuk mengumpulkan berbagai perspektif agama dan saling berdiskusi demi mencapai perdamaian global.

Konferensi Internasional Agama, Perdamaian, dan Peradaban yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghasilkan Deklarasi Jakarta yang berisi komitmen para pemimpin agama untuk menjadikan agama sebagai sumber perdamaian.
 
Pembacaan Deklarasi Jakarta disampaikan Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim di hadapan para pemimpin, tokoh, dan ahli berbagai agama di berbagai negara.
 
"Menyadari semakin berkembangnya krisis multidimensional dan semakin menguatnya harapan masyarakat dunia untuk keluar dari krisis tersebut, maka sangat dibutuhkan pemikiran mendalam dan langkah konkret untuk memperkuat peran transformatif agama dalam menciptakan perdamaian dan membangun peradaban dunia yang luhur," ungkap Sudarnoto, Selasa, 23 Mei 2023.

Sudarnoto mengatakan, Deklarasi Jakarta tersebut merupakan hasil diskusi dan pemikiran para tokoh agama selama gelaran konferensi internasional.

Baca Juga : Baru Tiga Bulan, Pemerintah Cabut Izin 17 Perguruan Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada tiga poin yang menjadi isi dari Deklarasi Jakarta tersebut. Pertama, agama adalah sumber ajaran transformasional sebagai pedoman bagi penganutnya untuk hidup damai, harmoni, dan menjadi inspirasi dalam membangun peradaban.
 
"Karena mengajarkan nilai-nilai universal seperti hak dan kewajiban asasi manusia, toleransi, kesetaraan, dan persaudaraan kemanusiaan," kata dia.
 
Kedua, lanjut Sudarnoto perbedaan adalah keniscayaan. Pemerintah dan kekuatan civil society harus berupaya menjaga, menghormati, dan melindunginya, serta mendorong menjadi kekuatan bersama dalam membangun kemajuan peradaban. "Untuk itu, kerukunan antar umat beragama harus terus dilakukan," tandasnya.
 
Ketiga, diperlukan langkah konkret secara bersama memperkokoh aliansi global dalam ikut serta menyelesaikan berbagai konflik melalui dialog, agar dapat menciptakan keamanan, perdamaian, dan dapat bersama-sama membangun peradaban.
 
"Sehubungan dengan itu, para peserta Konferensi Internasional tentang Agama, Perdamaian, dan Peradaban berketetapan untuk terus saling memperkuat semangat kerja sama guna mewujudkan butir-butir deklarasi tersebut di atas," katanya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengatakan agama memiliki peran yang sangat penting dalam perdamaian dan peradaban. "Perdamaian dan peradaban sumber utamanya adalah ajaran agama," ungkapnya.
 
Amirsyah mengatakan peran agama dalam penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia dapat menjadi penguat bagi umatnya untuk hidup dalam damai dan kasih sayang, seperti yang diajarkan oleh semua agama di Indonesia.
 
Dia menyebutkan setiap agama mengajarkan kebaikan dan perdamaian. Oleh karena itu, lanjut dia, setiap umat beragama harus mampu mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Jika ada pihak-pihak yang ingin mencoba menyulut konflik, itu sesungguhnya bukanlah ajaran agama, tetapi itu hanya kesalahpahaman terhadap agama," kata Amirsyah.
 
Selain itu, sambungnya, konflik agama sering dimanfaatkan oleh sekelompok yang ingin menyalahgunakan agama dan menjadikan agama sebagai kedok untuk meraih keuntungan politik, ekonomi, sosial, dan hukum yang sifatnya sesaat.
 
Menurutnya, kehidupan beragama sejatinya telah berkontribusi dalam melakukan tindakan preventif, persuasif, dan edukatif kepada umatnya.
 
Amirsyah berharap konferensi yang diikuti oleh peserta dari dalam negeri dan luar negeri tersebut dapat mengangkat isu tentang bagaimana menyelamatkan lingkungan hidup yang sejuk, aman, damai, dan terhindar dari kerusakan lingkungan, untuk menciptakan persaudaraan sesama umat, bangsa, dan manusia.

Baca Juga : Kapal China Berawak 17 WNI Tenggelam, Netty: Ambil Langkah Tegas Jika Ada Unsur Kelalaian Perusahaan

Sebelumnya, saat membuka acara Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud mengatakan, konferensi ini dilakukan untuk memahami dan menyatukan paham satu sama lain, membuat setiap umat beragama saling kolaborasi, dan bersama membantu menyelesaikan konflik, utamanya perang yang saat ini masih berlangsung di negara-negara mayoritas Islam.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto