Nabi Muhammad SAW Berpuasa di Bulan Syaban?

DALAM beberapa hadits disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam suka berpuasa sunnah pada bulan Syaban melebihi dari bulan-bulan yang lain. Tidak diragukan bahwa dalam hal ini terdapat hikmah yang banyak. Berikut ini adalah hikmah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berpuasa di bulan Syaban.

Nabi Muhammad SAW Berpuasa di Bulan Syaban?
Ilustrasi/Net

Dua riwayat ini bisa saja digabung, yakni puasa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pada sebagian bulan, tidak sampai tiga hari sehingga beliau sempurnakan apa yang beliau lewatkan dari setiap bulan itu pada bulan Syaban. Atau karena beliau puasa tiga hari pada setiap bulan dan ditambah puasa Senin dan Kamis. Bagaimanapun juga, amal ibadah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah amalan yang kontinu[7]. Jika terlewatkan sesuatu dari amalan sunnah, maka beliau menggantinya (qadha`) pada waktu yang lain sebagaimana beliau mengganti shalat sunnah yang terlewatkan atau shalat malam, dengan melakukannya pada siang hari.

Jika telah datang bulan Syaban, sementara masih ada beberapa puasa sunnah yang belum beliau laksanakan, maka beliau menggantinya pada bulan Syaban hingga genaplah hitungan puasa sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebelum masuk bulan Ramadhan.

Siapa saja yang memiliki hutang puasa Ramadhan, maka wajib baginya mengganti puasa tersebut setelah Ramadhan berakhir jika ia mampu, tidak boleh menundanya hingga Ramadhan berikutnya tanpa ada alasan darurat.

Jika ia lakukan itu, yakni menunda pembayaran hutang puasa karena adanya udzur yang terus-menerus di antara satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, maka ia harus menggantinya setelah Ramadhan kedua, tidak ada kewajiban lain selain qadha`.

Di samping hal yang telah disebutkan di atas, ada hikmah lain dari puasa pada bulan Syaban, yaitu sebagai latihan untuk menghadapi puasa Ramadhan agar seseorang tidak merasakan kesulitan dan keberatan dalam melaksanakan puasa Ramadhan, karena telah terlatih untuk berpuasa. Seseorang yang berpuasa pada bulan Syaban sebelum Ramadhan akan mendapatkan kelezatan puasa sehingga ia menghadapi puasa Ramadhan dengan kuat dan penuh semangat.

Mengingat Syaban sebagai langkah awal untuk menghadapi bulan Ramadhan, disyariatkan pada bulan ini, apa yang disyariatkan pada bulan Ramadhan, mulai dari puasa dan membaca Al-Qur`an agar jiwa benar-benar merasa siap dalam menghadapi Ramadhan, terbiasa dan terlatih untuk melakukan ketaatan kepada Allah dengan ibadah pada bulan Syaban.

Salamah bin Kuhail mengatakan, "Dulu dikatakan bahwa Syaban itu adalah bulan para qurra` (pembaca Al-Qur`an)." Diriwayatkan bahwa apabila Amr bin Qais Al-Mula`i memasuki bulan Syaban, ia menutup pintu warungnya untuk totalitas dalam membaca Al-Qur`an.


Editor : Bsafaat