Paytren Bidik 10 Juta Pengguna Aktif

Paytren terus melakukan inovasi pelayanan terbaik bagi mitra bisnis dan para penggunanya. Sejauh ini, aplikasi ini digunakan 5,2 juta orang. Sebanyak 1,8 juta pengguna di antaranya menggunakan aplikas

 Paytren Bidik 10 Juta Pengguna Aktif
INILAH, Bandung - Paytren terus melakukan inovasi pelayanan terbaik bagi mitra bisnis dan para penggunanya. Pendiri dan Komisaris Paytren Ustaz Yusuf Mansyur mengatakan, dengan aplikasi terbaru Paytren 5.17 memberikan manfaat kecepatan dan kemudahan untuk upgrade menjadi mitra pebisnis.
 
Sejauh ini, dia mengaku aplikasi bayar-bayar ini digunakan 5,2 juta orang. Sebanyak 1,8 juta pengguna di antaranya menggunakan aplikasi ini secara aktif untuk keperluan bayar membayar.
 
"Sebagai payment gateway, dengan aplikasi terbaru ini kita menargetkan pada 2019 mendatang akan dipakai 10 juta pengguna aktif. Saat ini, dari 5,2 juta pengguna yang tercatat itu baru sekitar 500 ribu orang yang berhasil melakukan proses migrasi," kata Ustaz Yusuf di Bandung, akhir pekan lalu.
 
Menurutnya, sebagai jaminan kepada masyarakat saat ini Paytren resmi mendapatkan izin dari otoritas Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari BI, izin mengelola transaksi uang elektronik didapatkan pada 22 Mei 2018. Dengan adanya izin tersebut, suspend sebagai fintech payment gateway dibuka untuk melayani masyarakat. Selain itu, dari lembaga bank sentral itu pun Paytren mendapatkan izin untuk transfer dana yang diberikan pada 3 Desember lalu.
 
"Paytren e-money ini free bisa di-download siapa aja dan bisa langsung dipakai untuk bayar-bayar. Izin dari BI dan OJK itu kita lalui dengan proses yang benar. Untuk OJK, itu ranahnya di bidang investasi. Paytren Asset Management ini mendapat izin dari OJK pada Agustus 2017 lalu," ucapnya.
 
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya mengembangkan sayap bisnisnya dengan membeli kepemilikan saham klub Eropa, Lechia Gdansk. Dengan bangga, dia menyebutkan aksi tersebut sejarah bagi brand asal Indonesia yang menempel di jersey klub sepak bola papan atas Eropa. Dijelaskannya, penempelan logo di jersey itu bukan kerja sama sponsorship tapi investasi saham. Sponsorship itu diakuinya hanya bonus dari investasi yang dilakukan.
 
Investasi sebesar 2,5 juta Euro atau senilai Rp42 miliar itu digelontorkan untuk 10% kepemilikan saham Lechia Gdansk. Sistem kepemilikan saham itu ditawarkan kepada sejuta pecinta bola Indonesia. Rencananya, pembayaran dilakukan mulai Juni 2019 dengan masa angsuran selama tujuh bulan ke depan. Sumber dananya berasal dari sejuta pecinta bola di Indonesia yang bisa membeli secara patungan untuk kepemilikan 10% saham tersebut.


Editor : inilahkoran