Pejabat Kabupaten Bandung Ramai-ramai Pergi ke Demak

Menyambut peringatan HUT ke-378 Kabupaten Bandung pada April mendatang, Bupati Bandung Dadang M Naser bersama ratusan tokoh masyarakat, alim uulama dan para pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) Isla

Pejabat Kabupaten Bandung Ramai-ramai Pergi ke Demak
INILAH, Bandung - Menyambut peringatan HUT ke-378 Kabupaten Bandung pada April mendatang, Bupati Bandung Dadang M Naser bersama ratusan tokoh masyarakat, alim uulama dan para pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) Islam melakukan ziarah ke makam para wali di Cirebon dan Demak.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Marlan mengatakan, kegiatan ziarah tersebut diikuti para pejabat, para tokoh masyarakat, para ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan dan kabupaten, para pimpinan Ormas Islam dan lainnya. 

Kegiatan ziarah ke makam para wali tersebut merupakan rangkaian dari peringatan hari jadi Kabupaten Bandung yang diperingati setiap April. Jumlah peserta ziarah itu terhitung sebanyak 300 orang. Dijadwalkan, mereka dan akan kembali pada Rabu (13/3/2019) besok.

"Kenapa ziarahnya ke Demak, karena memang ada keterkaitan sejarah masa lalu antara Kabupaten Bandung dengan Demak di jaman kerajaan Mataram dibawah kepemimpinan Sultan Agung. Dimana pemilihan ibu kota Kabupaten Bandung di Karapyak ( Dayeuhkolot). Makanya setiap peringatan hari jadi kami melakukan ziarah ke makam para wali sekaligus napak tilas sejarah," kata Marlan melalui ponselnya, Selasa (12/3/2019).

Kegiatan ziarah ini, menurut Marlan memang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung tahun anggaran 2019. Namun demikian, besaran nilainya ia mengaku tak mengetahui. Karena memang penyelenggara kegiatan ziarah tersebut bukan bidangnya. Melainkan di bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekertariat Daerah (Setda) Kabupaten Bandung.

"Memang kalau tupoksinya di saya di Asisten II, tapi kalau soal anggarannya saya kurang tahu. Soalnya penyelenggaranya di bagian Kesra ya," ujarnya.

Disinggung soal adanya masyarakat yang menilai kegiatan ziarah tersebut sebagai pemborosan anggaran. Terlebih, saat ini sebagian warga Kabupaten Bandung masih dilanda musibah banjir dan masih bangak yang bertahan di pengungsian. Marlan menegaskan hal tersebut tidak benar. Sebab, kegiatan ziarah tersebut sudah rutin digelar dengan tujuan untuk mengingat sejarah Kabupaten Bandung sekaligus wisata rohani dengn berziarah mengunjungi makam para wali.

"Kenapa ke Demak, karena ada keterkaitan sejarah. Kemudian, kalau masalah bencana banjir dan lainnya yang saat ini masih terjadi, itu juga tetap kami perhatikan. Salah satunya dengan kemarin pak bupati sudah menandatangani status tanggap darurat. Anggaran yang disiapkan (on call) saja sebesar Rp4 miliar," katanya.

Marlan melanjutkan, selain ziarah ke Demak juga dilakukan kegiatan ziarah ke makam makam para mantan bupati Bandung di masa lalu. Ziarah yang selalu dilakukan ada yang di Karang Anyar, Dalem Kaum (Kota Bandung), dan di Dayeuhkolot. Sehingga tidak benar jika ada anggapan jika Pemerintah Kabupaten Bandung lebih mengutamakan ziarah ke tempat yang jauh ketimbang memerhatikan peninggalan sejarah di daerah sendiri.

"Jadi tidak benar kalau dianggap lebih mengutamakan yang jauh dari pada yang dekat. Karena setiap hari jadi juga Pak Bupati dan yang lainnya mengunjungi makam para mantan bupati dan bersilaturahmi dengan para mantan bupati dan wakil bupati yang masih hidup," ujarnya.


Editor : inilahkoran