Pemeluk Syiah pun Termasuk Keturunan Rasulullah?

KETURUNAN Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bisa berarti sangat luas, termasuk para habaib juga termasuk di dalamnya. Sebenarnya mereka berasal dari Yaman, bukan dari Makkah atau Madinah. Bahkan para pemeluk syiah di Iran, Lebanon dan lainnya pun termasuk keturunan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Klaim-klaim seperti itu boleh boleh saja, tidak ada yang melarangnya. Asalkan masing-masing bisa mempertanggung-jawabkannya, baik kepada sesama manusia, apalagi kepada Allah. Kita tidak perlu menghujat atau melecehkan mereka yang mengaku sebagai keturunan Nabi, sebab siapa tahu memang benar. Dan kalau ternyata salah, tentu saja mereka harus mempertanggung-jawabkannya.

Pemeluk Syiah pun Termasuk Keturunan Rasulullah?
Ilustrasi/Net

Tetapi kalau ada seorang alim yang ilmunya mendalam dan luas, kemampuannya dalam ilmu syariah, tafsir, hadis dan lainnya diakui dunia internasional, kebetulan secara nasab beliau dinisbahkan kepada sulalah (keturunan) nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka wajiblah kita menghormatinya. Pertama, kita menghormati ilmunya. Kedua, kita menghormati keturunannya. Ulama betawi di zaman dahulu berguru dan mengaji kepada para ulama besar yang kebetulan memang keturunan nabi. Bukan semata-mata keturunannya, tetapi karena ilmunya. Habib-habib di Kwitang adalah salah satu yang bisa kita sebut sebagai soko guru, sumber pertama, sanad awal dari ajaran-ajaran agama Islam yang berkembang di Jakarta dan sekitarnya.

Saat itu, habib di Kwitang bukan sekedar orang yang mengaku anak keturunan nabi, tetapi beliau punya ilmu yang dalam dan luas. Kepada beliau, para kiyai dan ulama se Jakarta belajar. Ilmunya berkah dan kemudian berkembang menjadi ribuan majelis taklim, madrasah, pesantren serta ribuan masjid se Jakarta. Itulah tipologi keturunan nabi yang lurus, berkah dan benar. Tetapi keturunan arab yang jadi bandarjudi, preman pasar, jagoan alkohol, tukang palak, tukang tipu, makelar tanah dan sebagainya juga banyak. Mereka seharusnya malu kalau mengaku-ngaku sebagai anak keturunan nabi.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

Baca Juga : Kisah Selimut yang Dibakar karena Rasulullah

Halaman :


Editor : Bsafaat