Pemprov Jabar Gelar Rakor Mitigasi Bencana, Hadapi Pilkada Serentak 2024

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar rapat koordinasi (rakor), melibatkan KPU dan BMKG sebagai langkah mitigasi bencana, menghadapi Pilkada serentak 2024 yang digelar 27 November mendatang.

Pemprov Jabar Gelar Rakor Mitigasi Bencana, Hadapi Pilkada Serentak 2024
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar rapat koordinasi (rakor), melibatkan KPU dan BMKG sebagai langkah mitigasi bencana, menghadapi Pilkada serentak 2024 yang digelar 27 November mendatang./Yuliantono

INILAHKORAN, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar rapat koordinasi (rakor), melibatkan KPU dan BMKG sebagai langkah mitigasi bencana, menghadapi Pilkada serentak 2024 yang digelar 27 November mendatang.

Pelaksanaan Pilkada serentak 2024 di penghujung November patut dicermati, karena telah masuk di musim penghujan. Sementara Jabar sangat riskan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, sehingga diperlukan mitigasi guna memastikan pelaksanaan Pilkada 2024 dapat berjalan lancar.

Plh Asda II Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jabar Dodo Suhendar mengatakan, pemilihan lokasi TPS harus tepat sebagai mitigasi bila terjadi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga : Ini Alasan Bey Machmudin Tolak Tawaran Manis Demokrat...

"Sehingga Pilkada serentak di Jawa Barat bisa sukses dan aman," ujar Dodo usai rakor di Kabupaten Bandung, Selasa 14 Mei 2024.

Hasil rakor ini sambung dia, selanjutnya akan ditindaklanjuti ke kabupaten/kota untuk disosialisasikan, supaya bisa melakukan pemetaan ketika masuk musim hujan kelak.

Terlebih berdasarkan data dari BPBD Jabar, 742 bencana telah terjadi sepanjang Januari-Mei 2024. Harapannya, melalui rakor ini akan terbentuk early warning system supaya pelaksanaan Pilkada serentak 2024 berjalan maksimal dan tidak terhambat akibat bencana.

Baca Juga : Berkaca dari Tragedi Subang, Ini Saran Dishub Jabar Sebelum Study Tour

Sementara Kepala Stasiun BMKG Bandung Teguh Rahayu menuturkan, pada November mendatang besar kemungkinan curah hujan meningkat. Seiring dengan kontur geografis Jabar yang rentan, maka diperlukan mitigasi berupa pemetaan titik rawan bencana.

Halaman :


Editor : JakaPermana