Sekda Dengarkan Berbagai Masukan Organisasi Profesi Demi Turunkan Angka Stunting

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hj Syarifah Sofiah Dwikorawati telah mendengarkan masukan yang diberikan komunitas atau organisasi profesi dan banyak laporan dari kecamatan maupun kelurahan yang diterima Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Bogor.

Sekda Dengarkan Berbagai Masukan Organisasi Profesi Demi Turunkan Angka Stunting
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hj Syarifah Sofiah Dwikorawati telah mendengarkan masukan yang diberikan komunitas atau organisasi profesi dan banyak laporan dari kecamatan maupun kelurahan yang diterima Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Bogor.
INILAHKORAN, Bogor - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hj Syarifah Sofiah Dwikorawati telah mendengarkan masukan yang diberikan komunitas atau organisasi profesi dan banyak laporan dari kecamatan maupun kelurahan yang diterima Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Bogor.
"Masukan, informasi dan laporan yang kami terima, menjadi bahan untuk kita semua memperbaiki dan menindaklanjuti usaha kami agar anak-anak Kota Bogor berkualitas, terhindar dari stunting sehingga mendukung bonus demografi dalam menyongsong generasi emas di tahun 2045," ungkap Syarifah kepada wartawan pada Kamis (15/6/2023).
Syarifah menjelaskan, telah dilakukan rakor yang diikuti para komunitas, asosiasi dan organisasi profesi sebagai wujud kolaborasi dalam percepatan penanganan stunting di Kota Bogor, diantaranya IDI, IBI, PPNI, IDAI, POGI, Persagi, BKKBN, Kemenag, foodbank, para pengusaha, non ASN maupun pihak-pihak lainnya untuk progres percepatan penanganan stunting.
"Untuk komunitas yang terlibat, saya menyampaikan apresiasi atas rencana yang telah dipersiapkan maupun aksi yang telah dilaksanakan sesuai dengan profesi masing-masing untuk memberikan penyuluhan, sosialisasi, edukasi, informasi dan apapun terkait percepatan penanganan stunting kepada masyarakat," jelasnya.
"Ya, usaha yang dilakukan tidak hanya untuk yang stunting yang sedang ditangani, tetapi lebih luas lagi yakni tidak ada lagi stunting-stunting baru. Jadi kami harapkan zero new stunting. Kami saling belajar, inovasi-inovasi dari kecamatan atau dari pihak lain mungkin bisa direplikasi oleh kecamatan atau yang lainnya, seperti Pusat Kontrol Stunting (Puskoting) yang bisa digunakan sebagai pusat untuk monitor atau saat penimbangan balita bisa diberikan bantuan atau sebagainya hingga menjadi sarana evaluasi melengkapi penerapan aplikasi," tambah Syarifah.
Syarifah memaparkan, kepada semua pihak yang terlibat Sekda meminta agar data yang ada terus perbaiki, termasuk didalamnya data update saat penimbangan balita yang nantinya akan dilaporkan ke pusat dan dikomparasi dengan data yang dimiliki pusat.
"Selanjutnya untuk wilayah kecamatan dan kelurahan diminta untuk mempersiapkan secara maksimal penimbangan balita di bulan Agustus, agar diperoleh data terbaru dan riil. Cek dan lihat kelurahan-kelurahan di wilayahnya yang bisa didorong menjadi kelurahan zero stunting," paparnya.
Syarifah juga membeberkan, untuk aplikasi terkait percepatan penanganan stunting akan segera diselesaikan. Diskominfo selalu leading sektor didorong untuk segera memberikan pelatihan bagi para Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengisi data yang ada.
Syarifah didampingi Kepala Dinas PPKB Kota Bogor, Kepala Dinas Sosial Kota Bogor dan Dirut RSUD Kota Bogor juga telah menyerahkan poster infografis penanganan stunting Kota Bogor kepada organisasi profesi yang akan terlibat, diantaranya IDI, IBI, PPNI, IDAI, POGI, Persagi, Kemenag serta aparatur wilayah kecamatan.*** (Rizki Mauludi)


Editor : JakaPermana