Tirta Pakuan Ungkap Fakta Sebenarnya, Soal Mobil Tangki Buang Limbah ke Sungai Cisadane

Perumda Tirta Pakuan membeberkan fakta terkait viralnya video mobil tangki yang disebut membuang limbah dari Jembatan Panaragan ke Sungai Cisadane. 

Tirta Pakuan Ungkap Fakta Sebenarnya, Soal Mobil Tangki Buang Limbah ke Sungai Cisadane

"Karena itu kami Tirta Pakuan menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Pekerjaan ini baru berjalan dari hari Jum'at 15 Maret 2024 dengan metode boring. Dari pekerjaan boring tersebut, terdapat sisa air yang mengandung tanah. Sisa air inilah yang dibuang ke sungai. Pihak kontraktor pelaksana tidak ada koordinasi dan konsultasi dengan kami terkait pembuangan sisa air tanahnya. Tapi mereka sudah koordinasi dengan aparat setempat," jelas Ardani.

Ardani menegaskan, saat ini pihaknya sudah menegur secara lisan dan memperingatkan pihak kontraktor, agar selanjutnya tidak membuang air sisa pengeboran itu ke sungai. Tirta Pakuan pun telah meminta pihak kontraktor membuang air sisa pengeboran itu ke Instalasi Pengolahan Lumpur (IPL) Dekeng yang mereka miliki.

"Namun pertimbangan jaraknya jauh, maka dicari alternatif lainnya oleh pihak kontraktor. PPK dan pelaksana menjamin tidak akan membuang lagi ke sungai. Dan sebetulnya air itu tidak mengandung unsur apa-apa, itu hanya endapan tanah. Karena ngebor itu butuh air, dan sisanya itu harus kita sedot dan buang. Jadi kandungannya air dan tanah saja. Tidak ada unsur lain," pungkasnya.

Ditempat yang sama, perwakilan  kontraktir, pelaksana lapangan, Dwi Kartanto menuturkan, cara kerja proses HDD pit to pit kurang lebih 250 meter pertama pihaknya melakukan telet bor, kemudian dilakukan pembersihan lubang sesuai dengan pipa yg akan dipasang.

"Kami lakukan pengerukan air dan tehnikal untuk menghancurkan tanah yang keras. Mungkin yang viral kemarin saya juga minta maaf kepada masyarakat dan semua pihak, yang jelas itu bukan bahan berbahaya atau kotoran manusia. Kami pakai mobil tinja karena pompanya kami perlukan, pompa lebih kuat dibanding pompa yang lain," terangnya.

Dwi menjelaskan, sampai hari ini pihaknya akan tetap cari lokasi pembuangan terdekat. Sementara sudah ada, namun administrasinya belum selesai dengan pihak terkait.

"Pihak Tirta Pakuan sudah menawarkan kepada kami buang di Dekeng dan Katulampa, cuma terlalu jauh. Semakin banyak galian, di lubang semakin banyak lumpur yang akan keluar. Kami tidak akan buang ke sungai lagi," pungkasnya. (Rizki Mauludi)


Editor : Ahmad Sayuti