Banyak Fasilitas Rusak, Pedagang Pasar Baru Pertanyakan Kinerja Perumda Pasar

Ketua umum himpunan pedagang pasar baru (HP2B) Kota Bandung Iwan Hermawan mempertanyakan, kinerja perusahaan umum daerah (Perumda) pasar dalam mengelola Pasar Baru. 

Banyak Fasilitas Rusak, Pedagang Pasar Baru Pertanyakan Kinerja Perumda Pasar
Ketua umum himpunan pedagang pasar baru (HP2B) Kota Bandung Iwan Hermawan
INILAHKORAN, Bandung - Ketua umum himpunan pedagang pasar baru (HP2B) Kota Bandung Iwan Hermawan mempertanyakan, kinerja perusahaan umum daerah (Perumda) pasar dalam mengelola Pasar Baru
Iwan Hermawan menyayangkan, sejumlah fasilitas Pasar Baru yang dikelola Perumda Pasar, kini banyak mengalami kerusakan. Bahkan, Pasar Baru tak lagi diminati pengunjung alias sepi pembeli. 
"Seharusnya saat serah terima, kondisi pasar dalam keadaan baik. Maka kita mempertanyakan ada apa dengan Perumda Pasar, mau begitu saja menerima yang imbasnya merugikan pedagang," kata Iwan Hermawan, Kamis 17 November 2022.
Selain hal itu, Iwan Hermawan menyebut bahwa para pedagang Pasar Baru saat ini terbebani utang pembayaran. Piutang tersebut, dampak dari pandemi Covid-19 dalam kurun waktu dua tahun kebelakang. 
Lantarannya menurut Iwan, HP2B Kota Bandung meminta kepada Perumda Pasar melakukan pemutihan utang-piutang pedagang. Karena selama pandemi Covid-19, mayoritas pedagang tidak berjualan. 
"Pandemi Covid-19 kan kondisi bencana, bukan keinginan kita. Jadi kita meminta agar 'service cas' ini dihapuskan karena sangat memberatkan kita yang jumlahnya mencapai Rp 3 miliar. Kita juga meminta aparat penegak hukum turun tangan," ucapnya. 
Iwan menambahkan, kondisi existing pedagang Pasar Baru saat ini hanya mencapai 60 persen dari total 4.200. Selain hal itu pun, para pedagang kini tengah diresahkan  dengan rencana pembangunan baru Pasar Baru
"Jumlah pedagang terus menurun. Kita juga minta perbaikan fasilitas yang rusak seperti eskalator, lift, toilet dan lainnya, bukan pembangunan baru. Karena kita pedagang belum siap pindah, dan membeli kios baru. Jadi kita minta pembangunan ditunda," ujar dia. *** (yogo triastopo) 


Editor : Ahmad Sayuti