Cinta Buta adalah Cinta tak Membawa Bahagia

JANGAN dulu berprasangka bahwa tulisan ini adalah tentang cinta seorang pemuda ke seorang pemudi yang tak masuk nalar dan keluar dari kekaprahan. Cinta buta dalam tulisan ini adalah tentang cinta yang tak terkontrol oleh batas etika agama.

Cinta Buta adalah Cinta tak Membawa Bahagia
Ilustrasi/Net

JANGAN dulu berprasangka bahwa tulisan ini adalah tentang cinta seorang pemuda ke seorang pemudi yang tak masuk nalar dan keluar dari kekaprahan. Cinta buta dalam tulisan ini adalah tentang cinta yang tak terkontrol oleh batas etika agama.

Tulisan ini berangkat dari kitab "Al-Minan al-Kubra" halaman 554 dan 555 tentang pengakuan model cinta yang dimiliki oleh sang penulis kitab, Imam Sya'rani, yangdianggapnya sebagai anugerah besar dari Allah bagi beliau. Model cinta bagaimanakah?

Beliau berkata: "Termasuk karunia besar yang Allah anugerahkan kepadaku adalah bahwa cintaku kepada keluargaku adalah cinta atas nama ukhuwah (persaudaraan) dalam Islam, bukan cinta suami isteri--seperti biasa itu. Kalau keluargaku bertambah amal shalihnya, maka bertambahlah cintaku padanya. Kalau keluargaku berkurang amal baiknya, maka berkuranglah cintaku padanya." Coba baca berulang kali dan renungkan serta bandingkan dengan cinta kita kepada keluarga kita. Cinta beliau itu adalah cinta yang berukur kewajaran akhirat, bukan cinta buta.

Baca Juga : Hadiah dari Jin yang Kalah Bergulat dengan Manusia

Kebanyakan kita mencintai keluarga kita dengan cinta buta. Jika ada masalah dengan orang lain, keluarga kita harus dianggap yang paling benar dan paling penting. Jika tidak seperti itu maka kita dianggap sebagai suami atau oran tua yang tidak bertanggung jawab, tidak cinta dan tidak setia. Ukurannya bukan benar dan baikna syariah, melainkan mautidaknya membela mati-matian leluarga kita apapun dan bagaimanapun. Nah, ini dia yang disebut cinta buta.

Kata Imam Sya'rani, begitu sedikit orang yang memiliki cinta dengan ukuran amal shalih. Ingatkah kita akan koreksi Allah atas "pembelaan" Nabi Nuh saat anaknya akan tenggelam ditelan banjir gara-gara tidak taat kepada beliau? Sebagai orang tua, Nabi Nuh kepikiran dan memohon kepada Allah agar menolong anaknya yang merupakan keluarga inti beliau. Allahmenjawab bahwa anakmu itu bukan keluargamu karena tidak berbuat amal shalih.

Saudaraku, sahabatku, mari kita bersemangat mengajak dan mengarahkan keluarga kita untuk cinta amal shalih dan melaksakan amal shalih. Cintai mereka karena Allah, semoga kini dan kelak dikumpulkanNya dalan ridla dan surgaNya. Salam, AIM. [*]

Baca Juga : Sudah Taubat tapi Sering Kumat, Ternyata Ini Faktor-faktor Pemicunya


Editor : Bsafaat