Diprediksi Terjadi Hingga 2035, Pemprov Jabar dan Pusat Gelar Kick Off Penanggulangan dan Pengendalian PMK  

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, khususnya para peternak di berbagai wilayah di Indonesia.

Diprediksi Terjadi Hingga 2035, Pemprov Jabar dan Pusat Gelar Kick Off Penanggulangan dan Pengendalian PMK  
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, khususnya para peternak di berbagai wilayah di Indonesia./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, khususnya para peternak di berbagai wilayah di Indonesia.
Pemerintah memprediksi wabah PMK tersebut belum hilang, setidaknya hingga tahun 2035 mendatang. Selain itu, kondisi tersebut juga tak terlepas dari banyaknya hewan seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, tak terkecuali di Jawa Barat.
Oleh karenanya, sebagai bentuk komitmen, pemerintah daerah dan pemerintah pusat melaksanakan kegiatan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023 serentak secara nasional.
Dipusatkan di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan dan dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sabtu 28 Januari 2023. Kegiatan diisi dengan vaksinasi dan penandaan hewan ternak secara serentak (hybrid) dan massal di 29 provinsi.
Sementara itu, untuk Kick Off di Jawa Barat sendiri digelar di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah (BPTSP) dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Sapi Perah Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Acara tersebut turut dihadiri Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Taufik Budi Santoso dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Mohammad Arifin Soedjayana.
 
“Pengendalian PMK pada tahun 2022 telah menunjukkan hasil yang baik dalam menekan wabah PMK di Indonesia. Khususnya di wilayah Jawa Barat (Jabar)," ungkap Kepala DKPP Jabar, Mohammad Arifin Soedjayana kepada wartawan.
Oleh karena itu, jelas dia, dalam rangka pengendalian PMK di Indonesia secara berkelanjutan, maka vaksinasi PMK pada tahun 2023 tetap akan dilaksanakan. 
"Vaksinasi ini tetap menyasar kepada hewan rentan yang belum tervaksin atau sebagai vaksinasi lanjutan untuk membentuk kekebalan kelompok,” jelasnya.
 
Ia menyebut, data realisasi vaksinasi Nasional di Siaga PMK crisiscenterpmk.ditjenpkh.pertanian.go.id per tanggal 27 Januari 2023, untuk wilayah Jawa Barat dari jumlah distribusi vaksin PMK sebanyak 932.100 dosis telah realisasi vaksin sebanyak 700.410 dosis atau 75,14 persen.
“Realisasi vaksinasi PMK di Provinsi Jawa Barat tahun 2022 sebanyak 521.757 dosis atau 100,82 persen dari total vaksin yang didistribusikan ke kabupaten/kota di Jabar," sebutnya.
"Untuk tahun 2023 ini, Jabar menargetkan jumlah vaksinasi sebanyak 886.890 dosis,” sambungnya.
 
Ia menekankan, untuk strategi penanganan PMK, khususnya pengobatan dan vaksinasi yang harus diperkuat untuk penyembuhan serta perlindungan hewan ternak.
"Kemudian untuk pemotongan bersyarat menjadi strategi terakhir pengendalian PMK guna menjaga kestabilan ekonomi peternak Jawa Barat," ucapnya.
Terlebih, sambung dia, jumlah populasi ternak di wilayah Jabar terdapat 12.059.567 ekor dan rentan terhadap PMK. 
Sebab, Jawa Barat dikenal sebagai lumbung ternak nasional dan kaya dengan keragaman hewan ternaknya sebagai sumber penopang ekonomi masyarakat.
"Fokus yang harus dilakukan saat ini adalah pengobatan dan vaksinasi untuk memperkuat kembali kestabilan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
 
Ia menambahkan, di Jabar telah dilaksanakan penandaan atau pemasangan eartag pada 258.352 ekor hewan ternak. 
“Untuk target penandaan tahun 2023 di Provinsi Jawa Barat sebanyak 338.372 ekor,” tutupnya.
 
Di tempat yang sama, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Agung Suganda menambahkan, kegiatan kick off pengendalian dan penanggulangan PMK ini dapat mengakselerasi pelaksanaan kegiatan penandaan dan pendataan ternak di Jabar.
"Tentunya dengan didukung melalui aplikasi IDENTIK PKH ini mampu meningkatkan akurasi dan validasi data ternak," ujarnya.
Termasuk, sambung dia, mempermudah pemantauan data produksi dan mutasi ternak secara real time.
“Diharapkan seluruh rangkaian vaksinasi dan penandaan ternak ini dapat menjadi milestone keberlanjutan kegiatan pengendalian dan penanggulangan PMK menuju Indonesia Bebas PMK," pungkasnya.
 
Terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mensukseskan pemberantasan penyakit mulut dan kuku dari wilayah Indonesia. *** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana