Empat Gerbang Utama Masuknya Jin pada Manusia (1)

SERING kita menyebut orang yang tiba-tiba gila dengan istilah kerasukan jin atau kejinan. Bisa jadi kerasukan jin ini masuk pada satu dua orang saja, namun bisa juga pada banyak orang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama. Kerasukan massal. Lalu kita bertanya apakah sesungguhnya yang menjadi penyebab utama masuknya jin ke dalam tubuh manusia. Hal apa saja yang menjadi pintu masuknya?

Empat Gerbang Utama Masuknya Jin pada Manusia (1)
Ilustrasi/Net

SERING kita menyebut orang yang tiba-tiba gila dengan istilah kerasukan jin atau kejinan. Bisa jadi kerasukan jin ini masuk pada satu dua orang saja, namun bisa juga pada banyak orang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama. Kerasukan massal. Lalu kita bertanya apakah sesungguhnya yang menjadi penyebab utama masuknya jin ke dalam tubuh manusia. Hal apa saja yang menjadi pintu masuknya?

Ada empat pintu gerbang utama yang paling sering menjadi sebab jin masuk. Pertama adalah rasa takut yang berlebihan (syiddatul khawf). Semakin penakut seseorang, semakin besar potensinya untuk kerasukan jin. Takut yang bagaimana? Semua jenis takut, selain takut kepada Allah adalah membuka potensi kemasukan jin.

Takut miskin, takut gagal, takut mati dan takut lainnya jika berlebih-lebihan akan menyebabkan daya tahan jiwa seseorang melemah. Takut gelap, takut makam, takut sepi dan takut rumah sakit yang berlebihan juga seperti itu. Pikirannya akan digoda oleh syetan untuk berpikir yang tak mungkin dan tak layak dipikir. Digendangilah oleh jin, lalu kerasukan. Naudzubillah.

Yang kedua adalah bahagia yang berlebihan, euforia tanpa batas. Ada kisah, seorang pemuda yang tertawa bangga bahagia secara berlebihan yang kemudian tertawanya kesulitan menemukan titik henti. Dia kerasukan jin sampai tak berhenti tertawa meski hal yang membuatnya bahagia telah lewat dan pergi. Bahagia bangga itu harus dibungkus dengan syukur kepada Allah seraya berdoa semoga dilanggengkan oleh Allah. Jangan berlebihan dalam bahagia sampai melewati batas wajar yang diperkenankan agama. Salam, AIM. [*/bersambung]


Editor : Bsafaat