Habiskan Anggaran Rp 3 Miliar, Kondisi Curug Malela Tak Terurus dan Memprihatinkan 

Sempat direvitalisasi dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 3 miliar, kondisi objek wisata Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini tak terurus dan mengkhawatirkan.

Habiskan Anggaran Rp 3 Miliar, Kondisi Curug Malela Tak Terurus dan Memprihatinkan 
Sempat direvitalisasi dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 3 miliar, kondisi objek wisata Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini tak terurus dan mengkhawatirkan./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Sempat direvitalisasi dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 3 miliar, kondisi objek wisata Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini tak terurus dan mengkhawatirkan.
Bahkan, anak tangga sebagai akses para pejalan kaki menuju lokasi Curug Malela kini sudah rusak, sehingga membahayakan para pengunjung. Terlebih saat musim hujan tiba.
Salah satu wisatawan yang mengeluhkan kondisi di kawasan Curug Malela ialah Mahendra (47). Wisatawan asal Kota Bandung ini tak menyangka fasilitas di kawasan wisata Curug Malela banyak yang rusak.
"Lantai jembatan yang terbuat dari papan kayu sudah banyak yang terlepas. Kondisi ini bisa membahayakan wisatawan," katanya kepada wartawan belum lama ini.
Termasuk, sambung dia, jembatan berlantai bambu yang kini sudah keropos. Menurutnya, jika kondisi tersebut dibiarkan dikhawatirkan bakal membuat pengunjung terperosok.
"Besi buat pegangan juga berkarat. Kalau melihat kondisi seperti itu, saya yakin objek wisata Curug Malela kurang pemeliharaan.  Bila terus dibiarkan kerusakannya bakal bertambah parah," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah fasilitas di sekitar Curug Malela seperti toilet atau WC umum pun juga kotor.
Ia menilai, kondisi itu bisa jadi preseden buruk jika ada wisatawan asing yang sengaja berlibur ke Curug Malela.
"Bagaimana mau mempertahankan julukan Curug Malela sebagai Little Niagara Bandung Barat, jika fasilitasnya pada rusak seperti itu," sebutnya.*** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana