Harga Kepokmas di Garut Belum Stabil

Hingga sepekan pasca-Idulfitri 1440 H/2019, harga sejumlah komoditi kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kabupaten Garut masih tinggi, bahkan sebagian cenderung terus mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.

Harga Kepokmas di Garut Belum Stabil
Foto: INILAH/Zainulmukhtar

INILAH, Garut – Hingga sepekan pasca-Idulfitri 1440 H/2019, harga sejumlah komoditi kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kabupaten Garut masih tinggi, bahkan sebagian cenderung terus mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.

Harga beras termuran (non Bulog) semula dari Rp9.583 per kilogram, kini menjadi Rp9.667 per kilogram. Gula pasir seharga Rp12.000 menjadi Rp12.167 per kilogram.

Harga daging sapi dari semula Rp118.333 per kilogram naik menjadi Rp121.667 per kilogram. Tepung terigu cap segitiga biru dari Rp7.750 per kilogram menjadi Rp7.917 per kilogram. Kacang hijau semula Rp18.333 per kilogram menjadi Rp20.167 per kilogram.

Pun beberapa sayuran mengalami kenaikan cukup tajam. Semisal cabe merah keriting dari Rp29.000 per kilogram menjadi Rp35.083 per kilogram. Bawang putih impor dari Rp30.583 per kilogram menjadi 35.250 per kilogram. Harga kentang semula Rp11.000 per kilogram menjadi Rp14.917 per kilogram.

“Kenaikan harga ini merupakan rata-rata kenaikan harga terpantau per 11 Juni 2019 di Pasar Guntur, Pasar Kadungora, Pasar Cikajang, Pasar Pameungpeuk, Pasar Limbangan, dan Pasar Malangbong,” kata Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Otang Sudewa.

“Memang ada beberapa sayuran yang harganya turun, tapi banyak juga yang naik. Seperti bawang daun, dan kol. Termasuk bumbu dapur. Kangkung yang biasanya Rp2.500 per dua ikat, sekarang naik jadi Rp2.500 per satu ikat,” ujar Nurtanti, ibu rumah tangga warga Pataruman Tarogong Kidul.

Dia mengatakan tak mengetahui penyebab kenaikan harga kepokmas tersebut. Namun dia menyebut aktivitas perdagangan di Pasar Guntur Ciawitali sendiri tempatnya biasa berbelanja sampai kini masih relatif belum normal. Banyak pedagang masih menutup kios dagangannya. (Zainulmukhtar)


Editor : DeryFG