Kabupaten Cirebon Masuk Zona Merah Cuaca Ekstrem

Kabupaten Cirebon masuk zona merah cuaca ekstrem. Bahkan, daerah tersebut berada di ranking 10 untuk Provinsi Jabar.

Kabupaten Cirebon Masuk Zona Merah Cuaca Ekstrem
Lantaran Kabupaten Cirebon masuk zona merah cuaca ekstrem, berbagai persiapan terkait kesiapsiagaan bencana pun dilakukan pemerintahan daerah setempat, khususnya Dinsos Kabupaten Cirebon. (maman suharman)

INILAHKORAN, Cirebon - Kabupaten Cirebon masuk zona merah cuaca ekstrem. Bahkan, daerah tersebut berada di ranking 10 untuk Provinsi Jabar.

Lantaran Kabupaten Cirebon masuk zona merah cuaca ekstrem, berbagai persiapan terkait kesiapsiagaan bencana pun dilakukan pemerintahan daerah setempat.

Salah satunya, terkait logistik pascabencana di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon. Pada tahun ini, anggaran yang tersedia karena Kabupaten Cirebon masuk zona merah cuaca ekstrem itu jumlahnya mencapai Rp140 juta. 

Baca Juga : Perhatikan Kaum Perempuan, Ratusan Emak-emak di Indramayu Dukung Ganjar di 2024

"Dari target 3.000 korban, sebanyak 2.000-nya sudah diserap di awal tahun 2022. Karena banyak tejadi bencana. Sisanya kini hanya 1.000, Kalau korbannya lebih dari 1.000 orang. Kebutuhan logistik bisa di suplai dari provinsi dan pusat (Kemensos)," ujar Kabid Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman, Rabu 19 Oktober 2022.

Menurutnya, tupoksi Dinsos hanya dari segi perlindungan sosial korban bencana. Diantaranya, klaster pengungsian dan ketersediaan makanan. Maka, manakala terjadi bencana, pihaknya bersinergi dengan semua pihak, lintas instansi. Termasuk TNI dan Polri. 

"Jika melihat dari prediksi BMKG, bencana di Kabupaten Cirebon ini masuk kategori cuaca ekstrem. Ranking 10 di Jawa Barat. Masuk zona merah. Resikonya tinggi. Berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI)," kata Eman. 

Baca Juga : Ada Miliki 30 Ribu Domba Berkualitas Buat Adu Ketangkasan

Tentu lanjutnya, inginnya posisi rangking kebencanaan di Kabupaten Cirebon turun di angka 24 atau 25. Karena, sepanjang bencana alam, tidak ada yang paling ekstrem selain di tahun 2018 lalu. Sebab, tahun itu bencana alam sampai menelan korban jiwa. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani