Kekecewaan Kang Dedi Mulyadi  Mewakili Kegundahan warga Pangalengan selama ini

Video Youtube kekecewaan anggota Komisi IV DPRRI Dedi Muyadi terhadap pembangunan objek wisata Nini Mountain (Nimo) di area perkebunan milik PTPN VIII di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, seolah mewakili kegundahan warga.

Kekecewaan Kang Dedi Mulyadi  Mewakili Kegundahan warga Pangalengan selama ini
Video Youtube kekecewaan anggota Komisi IV DPRRI Dedi Muyadi terhadap pembangunan objek wisata Nini Mountain (Nimo) di area perkebunan milik PTPN VIII di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, seolah mewakili kegundahan warga./dokumen inilahkoran

INILAHKORAN,Soreang-Video Youtube kekecewaan anggota Komisi IV DPRRI Dedi Muyadi terhadap pembangunan objek wisata Nini Mountain (Nimo) di area perkebunan milik PTPN VIII di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, seolah mewakili kegundahan warga.

Pasalnya, keberadaan Gunung Nini  dengan saung yang sederhana puncaknya itu memiliki kenangan bagi sebagian besar warga Pangalengan.

"Kapungkur mah aya saung ti jaman Belanda oge (dulu mah ada saung dari jaman Belanda juga). Dirubuhkan dan diganti sama beton. Itu tempat saya dan teman-teman main saat SMP dulu. Kan saya sekolah di SMPN 2 Malabar," kata Asep Samsudin, salah seorang warga Kecamatan Pangalengan, Kamis 29 September 2022. 

Menurut Asep, karena seringnya ia dan warga Pangalengan lainnya bermain dan melepas penat di puncak Gunung Nini kala itu. Mereka merasa punya kewajiban untuk turut menjaga keindahan dan kelestarian alam di puncak bukit yang berada diarea perkebunan teh PTPN VIII itu. 

"Ya sesuai video, nilai konservasinya tidak ada. Kearifan lokalnya juga sama sekali tidak ada,"ujarnya.

Menurut Asep, nama Gunung Nini bagi warga Pangalengan tentu memiliki tempat tersendiri dihati mereka. Karena, menjadi tempat bermain bercengkrama bersama teman dan sanak saudara. Karena tempatnya berada di area perkebunan PTPN VIII maka untuk datang ke tempat itu tidak dipungut biaya. Tapi sekarang, menurut kabar yang didengarnya masuk ke area Nimo itu dikenakam tarif. 

"Dulu mah namanya Gunung Nini. Sekarag di Inggriskan bahasanya jadi Nini Mountain (Nimo). Kan biasa kalau sudah di Inggriskan suka jadi mahal," ujarnya sembari senyum getir.

Halaman :


Editor : JakaPermana