KPU Kabupaten Cirebon Nilai Pemilu 2024 Paling Menantang

Pemilu 2024 masih tiga tahun lagi. Namun, atmosfer politiknya sudah terasa. Kota dan Kabupaten Cirebon salah satunya yang konstalasi politiknya mulai memanas. Tercatat, di Cirebon sejumlah anggota DPRD mulai mengatur strategi untuk mempertahankan kursinya. Begitu pun dengan para elite yang ingin maju sebagai kepala daerah.

KPU Kabupaten Cirebon Nilai Pemilu 2024 Paling Menantang
Foto: Maman Suharman

INILAH, Cirebon - Pemilu 2024 masih tiga tahun lagi. Namun, atmosfer politiknya sudah terasa. Kota dan Kabupaten Cirebon salah satunya yang konstalasi politiknya mulai memanas. Tercatat, di Cirebon sejumlah anggota DPRD mulai mengatur strategi untuk mempertahankan kursinya. Begitu pun dengan para elite yang ingin maju sebagai kepala daerah.

"Saat ini, masih dalam tahapan pra pemilihan. Kami mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak untuk Pemilu 2024," kata Komisioner KPU Kabupaten Cirebon Apendi, Senin (21/6/2021).

Apendi menilai, Pemilu 2024 lebih menantang dibandingkan Pemilu 2019. Pemilu nanti yaitu menggabungkan enam jenis pemilihan yakni presiden, DPD, DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta kepala daerah. Sedangkan Pemilu 2019, tanpa ada Pilkada.

Baca Juga : Pemkab Bekasi Dorong Pokdarwis Ujung Tombak Sektor Wisata

Menurutnya, dari rapat DPR itu pemilihan presiden dan legislatif bakal digelar pada 28 Februari 2024. Sementara pilkadanya sendiri pada tanggal 27 November di tahun yang sama. Rentang waktu beberapa bulan ini akunya, berpotensi menguras tenaga penyelenggara dan peserta Pemilu 2024, termasuk di 542 daerah yang menggelar pilkada. 

"Pemilu 2019 saja ada sekitar 70 salinan yang harus ditulis petugas. Akibatnya, ada perolehan suara yang berbeda-beda. Mungkin petugas kelelahan dan lainnya," ungkap Apendi.

Saat itu, pihaknya mencatat ada 13 petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Kabupaten Cirebon, wafat. Sedang dalam skala nasional, tercatat 894 penyelenggara pemilu meninggal dunia dan 5.175 petugas sakit. Apendi mengharap, jatuhnya korban jiwa dalam pemilu tidak terjadi lagi. 

Baca Juga : Covid-19 Meledak di Karawang, Kamar di RS Nyaris Penuh

"Perlu pemilihan yang lebih simpel. Misalnya, hanya satu surat suara atau elektronik voting. Namun, ini masih didiskusikan di tingkat pusat," paparnya. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani