Mengungkap Makna Tradisi Ziarah Kubur Saat Idul Fitri di Cisarua

Tradisi ziarah kubur sebelum memasuki bulan suci Ramadan atau saat Idul Fitri menjadi kegiatan yang masih dilestarikan hingga kini.

Mengungkap Makna Tradisi Ziarah Kubur Saat Idul Fitri di Cisarua
INILAHKORAN, Ngamprah - Bagi sebagian besar umat muslim, tradisi ziarah kubur sebelum memasuki bulan suci Ramadan atau saat Idulfitri menjadi kegiatan yang masih dilestarikan hingga kini.
Ziarah kubur merupakan ritual berdoa bersama keluarga untuk arwah para leluhur yang telah menghadap Sang Khalik Allah SWT.
Makna lain dari tradisi ziarah kubur untuk memberikan penguatan iman dan takwa kepada manusia yang masih hidup.
Selama berziarah kubur, mereka membawa bunga, dan air. Tak lupa juga doa dipanjatkan saat mereka sampai di pemakaman keluarganya.
Seperti halnya yang dilakukan keluarga besar Hendra Rusdaya, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Menurutnya, dengan ziarah kubur dapat berdoa bersama keluarga untuk arwah para leluhur yang telah menghadap Sang Khalik Allah SWT.
“Kami keluarga H. Rusdaya, selalu berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga dan dilanjutkan berziarah bersama-sama ke makam orang tua dan keluarga yang telah meninggal,” kata Hendra, Kamis 11 April 2024.
Hendra mengungkapkan ada makna lain dari tradisi ziarah kubur, yakni untuk memberikan penguatan iman dan takwa kepada manusia yang masih hidup.
"Ziarah kubur ini sudah menjadi tradisi di keluarga kami, ini juga sebagai penguatan iman," jelasnya.
Selain sebagai ibadah, tradisi ziarah kubur di hari raya Idulfitri juga menjadi momen introspeksi diri bagi umat Muslim.
Termasuk, merenungkan kehidupan dan kematian, serta memperbarui komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah Ta'ala.
"Nyekar kuburan mengingatkan semua orang akan kematian yang tidak satupun manusia mengetahui kapan dan waktunya," tutupnya.*** (agus satia negara)


Editor : Zulfirman