SMK Jangan Sampai Hasilkan Lulusan 'Kodian'

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan jangan sampai sekolah menengah kejuruan (SMK) menghasilkan lulusan "kodian" atau dengan kata lain tidak memiliki keahlian.

SMK Jangan Sampai Hasilkan Lulusan 'Kodian'
Sejumlah guru SMK mengikuti pelatihan digital printing di Fakultas Teknik UGM, Sleman, DI Yogyakarta
INILAH, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan jangan sampai sekolah menengah kejuruan (SMK) menghasilkan lulusan "kodian" atau dengan kata lain tidak memiliki keahlian.
 
 "Jangan sampai SMK hanya menghasilkan lulusan "kodian", tetapi harus menghasilkan lulusan yang mempunyai keahlian dan terserap pasar tenaga kerja," ujar Muhadjir seperti dikutip ANTARA.
 
Muhadjir menjelaskan idealnya ada rencana induk kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Tanah Air. Tujuannya untuk a diketahui kebutuhan akan lulusan apa yang dibutuhkan beberapa tahun mendatang.
 
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada rencana induk kebutuhan SDM tersebut. Menurut dia, jika ada maka hal itu akan bagus sekali untuk memetakan kebutuhan SDM Indonesia dalam jangka beberapa tahun mendatang.
 
Pihaknya baru memetakan ada sekitar 149 keahlian yang dimiliki oleh SMK. Meski demikian, sejumlah daerah sudah melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja.
 
"Kemarin saya berbicara dengan kepala dinas Jawa Timur, dia memaparkan mengenai kebutuhan tenaga kerja di Jawa Timur beberapa tahun ke depan. Saya kira, kalau semua daerah melakukan hal itu, maka akan lebih baik," imbuh dia.
 
Sementara itu, pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji, mengatakan idealnya ada rencana induk kebutuhan SDM yang ada di Tanah Air, sehingga bisa diketahui kebutuhan SDM sehingga SMK bisa mempersiapkan tenaga kerja itu.
 
"Misalnya di Bali, bisa diketahui berapa kebutuhan tenaga kerja untuk sektor pariwisata lima tahun ke depan. Kita bisa persiapkan dari sekarang, jadi nantinya yang mengisi pasar tenaga kerja itu adalah orang Bali, bukan dari daerah lain," jelas Indra. 


Editor : inilahkoran