SMK PPN Sumedang di Lingkungan Cadisdik Wilayah VIII Jabar Sukses Hilirisasi Produk Kopi

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjungsari Sumedang yang berada di bawah pengawasan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VIII Jawa Barat, sukses mengembangkan produk kopi.

SMK PPN Sumedang di Lingkungan Cadisdik Wilayah VIII Jabar Sukses Hilirisasi Produk Kopi
Siwa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjungsari Sumedang menunjukan produk kopi yang berhasil mereka kembangkan lewat pendidikan di sekolah. SMK PPN merupakan sekolah di bawah pengawasan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VIII Jawa Barat, yang sukses mengembangkan hilirisasi kopi.

INILAHKORAN, Sumedang- Peningkatan produksi produk ketahanan pangan saat ini menjadi sektor yang tengah digenjot untuk dioptimalkan. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan perekonomian sekaligus membangun kemandirian pangan. 

Bukan hanya pada volatile food, dorongan juga terus dilakukan untuk peningkatan prosuksi produk tanaman hutan seperti kopi. Kopi sendiri menjadi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan, lantaran bukan hanya bernilai ekonomis, tapi juga berfungsi konservatif lantaran bisa menahan erosi tanah. 

Upaya tersebut tidak hanya dilakukan secara praktis di lingkungan pertanian, tapi juga disiapkan lebih dini di lingkungan pendidikan. 

Baca Juga : Mantap, Jabar Sepakati Banyak Kebijakan dari Kongres Antar Kepala Daerah Se-Asia Timur

Salah satunya adalah di Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VIII Jawa Barat, yakni Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjungsari Sumedang.  Di sana, siswa diajari proses produksi kopi dari hulu ke hilir. 

Kepala Prodi Agribisnis Tanaman Perkebunan SMK PPN Tanjungsari Sumedang Yusi Aita Suhendar mengatakan, siswa setiap tahunnya sejak 2018 diajari bagaimana melakukan produksi kopi yang baik dan benar, dari mulai penyiapan lahan, pembibitan, penanaman hingga pengolahan baik itu roasting dan grinding sampai penjualan produk kopi. 

"Pembelajaran itu dari hulu-hilir, mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca-panen, sama pengolahan hingga penjualan dalam bentuk produk, masih seputaran sekolah saja karena masih terbatas," jelasnya.

Baca Juga : Biaya Pengobatan Korban Gempa Cianjur Ditanggung Pemprov Jabar

Menurut dia, di daerah sekolahnya memang mudah ditemui tanaman-tanaman kopi yang bisa dijadikan bahan ajar peserta didik. Sehingga diharapkan siswa memiliki keahlian untuk mengolah kopi yang ada di daerah rumahnya menjadi potensi usaha yang menjanjikan.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto