Tarawih Pertama, Masjid Pusdai Penuh

Begitu Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin mengumumkan hasil sidang isbat, saat itu pula jemaah di Masjid Pusdai Jawa Barat di Kota Bandung langsung berdiri. Tak lama, mereka pun khusyuk mendirikan salat tarawih pertama Ramadan 1440 Hijriah.

Tarawih Pertama, Masjid Pusdai Penuh
Salat Tarawih pertama di Masjid Pusdai. (Antara Foto)

INILAH, Bandung – Begitu Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin mengumumkan hasil sidang isbat, saat itu pula jemaah di Masjid Pusdai Jawa Barat di Kota Bandung langsung berdiri. Tak lama, mereka pun khusyuk mendirikan salat tarawih pertama Ramadan 1440 Hijriah.

Sejak selepas magrib, para jemaah sejatinya sudah mendatangi Masjid Pusat Dakwah Indonesia (Pusdai) itu. Sebagian di antaranya bahkan sudah datang sebelum Magrib dan mendirikan salat berjemaah.

Menjelang masuknya Isya, masjid yang terletak di Jalan Diponegoro Kota Bandung itu kian ramai didatangi umat. Suasana sekitar yang sedikit gerimis tak membuat umat Islam menyurutkan langkahnya ke Masjid Pusdai. Mereka tetap bersemangat mendirikan tarawih pertama di salah satu masjid besar di Kota Bandung ini.

“Biasa, setiap tahun juga saya menjalankan tarawih pertama bulan Ramadan di masjid ini,” kata Mulyana, salah seorang jemaah, seusai tarawih perdana itu.

Pemerintah sendiri, melalui Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, menetapkan awal puasa 1440 H jatuh pada Senin (6/5). Keputusan itu diambil setelah melakukan sidang isbat yang diikuti perwakilan ormas, ahli astronomi, dan pihak lainnya di Jakarta, Minggu (5/5/2019).

Lukman Hakim mengatakan bulan baru (hilal) terpantau tinggi oleh para perukyat yang disebar di seluruh provinsi di Indonesia. “Posisi ketinggian hilal ada pada rentang 4 derajat 30 menit 59 detik dan 5 derajat  42 menit 59 detik,” kata Lukman.

Adanya perbedaan ketinggian hilal, kata dia, terjadi karena Indonesia memiliki bentang alam yang sangat luas sehingga ada disparitas posisi bulan baru.

Halaman :


Editor : suroprapanca