Ummu Rumman dan Fitnah pada Bunda 'Aisyah

HARI-HARI berputar hingga terjadilah suatu peristiwa yang di luar perhitungan, yaitu tatkala Aisyah Ummul Mukminin Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq dituduh dengan tuduhan dusta.

Ummu Rumman dan Fitnah pada Bunda 'Aisyah
Ilustrasi/Net

HARI-HARI berputar hingga terjadilah suatu peristiwa yang di luar perhitungan, yaitu tatkala Aisyah Ummul Mukminin Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq dituduh dengan tuduhan dusta. Fitnah tersebut yang disebarkan oleh seorang pendusta dan pesuruh munafik yang bernama Ibnul Salul kemudian tersebar dari mulut ke mulut hingga Ummu Rumman mendengar dusta yang mereka katakan dan berita yang tersebat tersebut. Bahkan, beliau pingsan karena hebohnya isu yang beliau dengar. Akan tetapi, tatkala beliau tersadar, beliau merahasiakan kabar tentang putrinya tersebut karena kasih sayangnya dan beliau memohon kepada Allah agar melepaskan tuduhan yang ditujukan kepada putrinya.

Tatkala Allah menghendaki Aisyah mengetahui isu yang telah tersebar dari mulut ke mulut beliau mendengar dari Ummu Masthah bin Atsatsah beliau langsung kembali ke rumah ayahnya untuk mengadukan dan menangis serta menyalahkan ibunya karena menyembunyikan urusan itu. Berkatalah Ummu Rumman, sedangkan di pipinya menetes air mata, "Wahai putriku, ringankanlah urusan ini bagimu . Demi Allah, tiada seorang wanita pun yang bersuamikan seseorang yang mencintainya sedangkan dia memiliki madu, melainkan pastilah akan banyak cobaan dari manusia."

Maka Allah menjawab suara hati dari seorang mukminah dan shadiqah tersebut, hingga turunlah ayat yang membebaskan Ash-Shiddiqah Ummul Mukminin dari tuduhan dusta. Ayat yang senantiasa dibaca dan bernilai ibadah bagi siapa saja yang membacanya hingga hari kiamat, "Sesungguhnya, orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu ." (Q.s. An-Nur:11)

Baca Juga : Manusia Sangat Bakhil karena Cinta Pada Harta

Sungguh, masa tersebut adalah masa yang paling pahit yang dialami oleh Ummu Rumman dalam hidupnya, sehingga hal itu berpengaruh besar pada diri beliau yang menyebabkan beliau sakit, maka Aisyah merawatnya selama beberapa waktu untuk berkhidmat kepada beliau, hingga Allah subhanahu wa taala melewatkannya. Rasulullah mengunjungi kuburnya dan memohonkan ampun kepada Allah baginya kemudian berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahatahu apa yang telah dikerjakan oleh Ummu Rumman karena-Mu dan Rasul-Mu."

Semoga Allah meridhai Ummu Rumman karena beliau termasuk rombongan pertama yang masuk Islam, menegakkan seluruh hal yang menjadi konsekuensi iman. bBeliau berhijrah, bersabar dan menghadapi ujian dakwah karena Allah. [Sumber: Mereka adalah Para Shahabiyah, Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu An-Nashir Asy-Syalabi, Pustaka At-Tibyan]

Baca Juga : Harta Melimpah Belum Tentu Berkah


Editor : Bsafaat