150 Ton Ikan KJA di Waduk Saguling Mati Mendadak, Dispernakan KBB Sebut Kerugian Capai Rp3 Miliar

Nelayan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hanya bisa pasrah usai ratusan ikan yang mereka ternak mati mendadak.

150 Ton Ikan KJA di Waduk Saguling Mati Mendadak, Dispernakan KBB Sebut Kerugian Capai Rp3 Miliar
Ratusan ton ikan mati mendadak di keramba apung Waduk Saguling KBB.

Menurutnya, besarnya debit air membawa berbagai jenis limbah yang semuanya bermuara di Saguling

"Jadi ikan-ikan ini harus bertahan di tengah ancaman. Mulai dari Up-Welling, suhu air di bawah rata-rata karena cuaca mendung, ditambah adanya kadar limbah dari hulu," tuturnya.

"Justru saya menduga bukan dari pestisida saja, ada oknum pengelola Ipal pabrik dibuka saat banjir. Jadi selain faktor alam kondisi mendung sehingga suhu air turun, diperparah limbah," sambungnya.

Baca Juga : FOTO: SBM ITB Gelar Pelatihan Manajemen dan Pengembangan Vegetasi Wisata Cirata

Apabila dirata-ratakan harga ikan Rp 20.000 per kilogram, kerugian akibat kematian massal ikan 150 ton ini ditaksir mencapai Rp 3 miliar lebih.

Menurutnya, jumlah tersebut bisa terus bertambah karena kematian ikan ini masih terus berlangsung hingga kini meski kejadiannya mulai menurun tak seperti pada akhir November.

"KJA yang terdampak kematian massal ikan ini terdapat di blok Bongas, Ugrem, Legok Kupat, Ciminyak, Maroko, hingga Bunder. Yang aman dan belum dilaporkan kematian hanya di blok Cipongkor, Jati dan Saguling," tuturnya.

Iip menyebut, Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispernakan) KBB mencatat selain kerugian ratusan ton ikan mati, banjir juga merusak 500 lebih kolam KJA, seperti kolam-kolam di Blok Bongas, Ugrem, Legok Kupat, dan Ciminyak porak-poranda. 


Editor : Ahmad Sayuti