37,2 Persen Warga Kota Bandung Kurang Tertarik Membahas Isu Politik Pemilu 2024

Lembaga Survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) merilis temuan survei terkait politik identitas di Kota Bandung. Survei tersebut di lakukan pada 20 hingga 30 Juli 2022.

37,2 Persen Warga Kota Bandung Kurang Tertarik Membahas Isu Politik Pemilu 2024
Lembaga Survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) merilis temuan survei terkait politik identitas di Kota Bandung. Survei tersebut di lakukan pada 20 hingga 30 Juli 2022./Yogo Triastopo
INILAHKORAN, Bandung - Lembaga Survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) merilis temuan survei terkait politik identitas di Kota Bandung. Survei tersebut di lakukan pada 20 hingga 30 Juli 2022.
Peneliti IPRC Fahmy Iss Wahyudy mengatakan, dari 30 Kecamatan di Kota Bandung sebanyak 1002 orang responden dengan menggunakan metode multistage random sampling hanya 934 responden atau 93 persen berhasil diwawancarai dengan margin eror sekitar 3,2 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. 
"Kami lakukan survei di 30 kecamatan yang ada di Bandung dengan paling banyak wilayah Babakan Ciparay dan Cinambo yang terkecil. Responden laki-lakinya itu sekitar 50,4 persen sedangkan perempuannya 49,6 persen," kata Fahmy Iss Wahyudy di Gedung Gelanggang Muda (GGM) Kota Bandung, Sabtu 27 Agustus 2022.
Fahmy Iss Wahyudy menyebut, dalam survei ini berfokus pada politik identitas pemimpin baik dari segi agama, etnis, mau pun suku. Namun, yang menjadi permasalahan adalah perbincangan politik terkait pemilu 2024 masih sangat kurang perhatiannya dari masyarakat Bandung berbagai usia yang disebabkan belum adanya peristiwa politik yang dapat menjadikannya pembahasan baik saat berkumpul atau melalui media sosial.
"Dari survei yang kami lakukan pemilu 2024 ternyata politik identitas ini bukanlah menjadi tren. Dan perbincangan politik masih minim lantaran belum ada peristiwa politik yang bisa dongkrak isu-isu untuk diperbincangkan. Perbincangan politik akan tinggi ketika ada aktor dan peristiwa politik," ucapnya.
Fahmy menambahkan, dari hasil survei IPRC, sebanyak 37,2 persen warga Bandung kurang tertarik membahas politik atau pemilu 2024 dengan alsan masih bukan prioritas, 40 persen tak pernah bicarakan politik ketika berkumpul, dan sebanyak 59 persen tak menggunakan media sosial dalam membicarakan politik.
"Tapi, yang bisa ketahui dari survei ini ada sekitar 40,6 persen warga Bandung ingin sosok wali kota selanjutnya yaitu harus orang Bandung dan tak ingin adanya dari dinasti politik," ujar dia. *** (Yogo Triastopo) 


Editor : JakaPermana