Ahli Geologi Tinjau Lokasi Longsor, Pemkot Bogor Rencanakan Relokasi

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Ahli Geologi dan Kebencanaan melakukan peninjauan lokasi bencana tanah longsor dan rapat terbatas penanganan pasca bencana di Kepatihan dan Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah pada Rabu (19/10/2022).

Ahli Geologi Tinjau Lokasi Longsor, Pemkot Bogor Rencanakan Relokasi
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Ahli Geologi dan Kebencanaan melakukan peninjauan lokasi bencana tanah longsor dan rapat terbatas penanganan pasca bencana di Kepatihan dan Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah pada Rabu (19/10/2022)./Rizki Mauludi
INILAHKORAN, Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Ahli Geologi dan Kebencanaan melakukan peninjauan lokasi bencana tanah longsor dan rapat terbatas penanganan pasca bencana di Kepatihan dan Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah pada Rabu (19/10/2022).
Hasilnya ada beberapa dugaan penyebab longsor Gang Kepatihan dan Gang Barjo, salah satu dugaannya adalah lahan bangunan yang berada diatasnya.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati mengatakan, ini kan kajian teknisnya sudah dicoba dilihat dari geologi dan ini dari ahli sipil untuk melihat geologi itu. Semisal itu jenis tanahnya megakibatkan kelongsoran tadi dikaji, setelah dikaji itu tanah jatuh. Tadi yang dibahas adalah penangnan dulu, ada bangunan milik apolo yang harus dibongkar sedikit karena ada rumah yang menghantung dan itu mebahayakan. 
"Untuk penataan dibawah juga bangunan yang menggantung membahayakan, jdi kami minta itu dilakukan pembongkaran. Untuk bangunan milik apolo dilakukan pembongkaran untuk jalannya masuk alat berat dan untuk dibawah Dinas PUPR memperbaiki saluran air dan merapihka yang reruntuhan. Nanti kalau sudah ada alat berat maka membuat turap dari pihak apolo, penahan untuk supaya tidak terjadi longsor karena hujan dan ada pengaruh dari aliran sungai Cidepit ke Cisadane karena itu aliran itu mmbuat tanah menjadi lembek," ungkap Syarifah didampingi Camat Bogor Tengah Abdul Wahid.
Syarifah membeberkan, tambah lagi saluran diatas buangnya langsung kedekat situ, tidak ada penglolahan. Jadi itu semua bangunan semua dibongkar, terus kemudian juga dibawah nanti ada pengerjaan untuk tebinganya oleh PUPR dan teknik sipil. Jadi dibuat fisik dulu, pada satu sisi kan dipikirkan pengamanannya, namaya relokasi memerlukan prencanaan dan waktu. Walaupun orangnya sudah 3 bulan ditempatkan, tapi ini ada rumah harta benda dibawah jadi paling Pemkot Bogor mengamankan rumah dan harta benda dengan penanganan tebinga dan perapihan dibawah.
"Pak Camat semua harus mendata rumah dan nanti kita konsepkan merencanakan relokasi atau urban renewal, jadi bedanya relokasi pindah ke lokasi lain. Tetapi urban renuel tetap didistu, tapi kami tata lagi baru seperti di Jakarta. Kami akan lakukan pembahasan dulu, perencanaanya kami bikin, dihitung berapa luasnya, rumah, berapa Kartu Keluarga (KK) dan sebagainya," bebernya.
Syarifah menegaskan, untuk sumber pendanaan penanganan pasca bencana Kota Bogor ini, akan diusulkan ke pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat. Penanganan sumber dana dari BTT masih berlangsung, skrng mereka sudah sewa masing-masing, diberikan dananya mereka nyari sendiri atau mau dirumah family atau sendiri yg penting kami biayai 3 bulan. Untuk Tembok Penahan Tanah (TPT) tahun ini akan dibangun oleh pihak Apolo, karena lahannya yang punya bukan pmerintah, tapi lahan milik pribadi. Karena APBD tidak boleh mengerjakan aset privat, 
"Untuk salah satu penyebab karena bangunan milik Apolo, kami belum tahu ya. Memang banyak faktor, namanya tanah ambruk, tapi kami tidak ingin ada bangunan yang menggantung. Diibawah juga hrus ada perapihan saluran air, dibersihkan karena ada dua saluran, Cidepit dan Cisadane," jelasnya.
Sementara itu, dari Pusat Kajian Geopark, Deni Sukamto memaparkan, kalau diri sisi geologi, secara kasat mata disini ada lapisan tanah tebal luar biasa, jarang-jarang bisa menemukan tanah yang begitu tebal. Artinya apa, mungkin tadinya ada batuan yang lama-lama terkena air, lama-lama lapuk menjadi tanah tebal.
"Kemudian, saya melihat kemungkinan ada kali Cidepit, ada pengaruh air masuk ke lokasi sehingga tanah menjadi lapuk, tebal. Kemudian jenis longsorannya, bukan sesuatu yang menggelincir, tetapi roboh saja karena ada lahan diatas kemudian terkena air dan kemudian roboh. Ini masih bisa ditangani, penanganan dengan turap atau terasering. Jadi sementara ini kami sepakati dalam waktu dekat akan dilakukan penanganan fisik teknis membangun terasering dari bawah serta membongkar sedikit bangunan atas milik Apolo dan pemilik sudah setuju," jelasnya.
Ia menuturkan, oleh pemilik lahan diatas akan dijadikan area lahan hijau, karena untuk relokasi pertimbangan sekda akan memakan waktu dan biaya. Sementara ditangani dulu secara teknis, yang dirasa paling mudah. Tetapi untuk sementara area itu tidak boleh dihuni dahulu, harus clear dulu. Selain itu bangunan materialnya akan dimanfaatkan menata turapnya. 
"Saat ini kami melihat insya allah aman, karena longsornya itu bukan karena bidang glincir tetapi jatoh saja. Kami lihat bangunan sekitar yang ditembok relatif aman," tegasnya.
Sementara itu, Camat Bogor Tengah, Abdul Wahid mengaku, akan mendata warga yang kroban bencana maupun yang  terdampak bencana.
"Kami tengah melakukan pendataan, nanti akan jelas data-data nya karena sesuai dengan perencanaan yang akan dibuat Pemkot Bogor," tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman pada Dinas Perumahan dan Pemukiman Disperumkim) Muhamad Hutri menerangkan, akan dibersihkan puing dan saluran drainase akan dibuat saluran baru, agar sungai dari Cidepit tidak langsung turun ke arah situ. 
"Sekarang tertutup puing untuk saluran yang nanti mengalirkan air. Lebarnya masih dikaji," singkatnya.*** (Rizki Mauludi)


Editor : JakaPermana