Antara Bicara, Dosa, dan Ancaman Neraka

Kita lihat banyak orang yang senang berbicara tapi tidak kurang terampil menjaga kemuliaan dengan kata-katanya.

Antara Bicara, Dosa, dan Ancaman Neraka

Beberapa waktu kemudian sang majikan memerintahkannya untuk menyembelih kambing kembali dan menyuruhnya agar membuang daging yang terburuk. Luqman pun pergi ke pasar untuk membeli kambing dan menyembelihnya, kemudian ia buang lidah dan hatinya. Melihat ulah Luqman, sang majikan pun kesal lalu berkata, “Apa maksudmu, wahai Luqman? Kemarin aku perintahkan untuk menyembelih kambing dan menghidangkan daging terbaik, tetapi kamu hanya menyuguhkan hati dan lidah. Sekarang, ketika aku menyuruhmu untuk menyembelih kambing lagi dan memerintahkan kepadamu agar membuang daging terburuk, kamu pun membuang hati dan lidah. Apakah kamu bermaksud mempermainkan aku?”

“Maafkan hamba, Tuan, tetapi apa yang hamba lakukan itu memang sudah sepatutnya. Tidak ada daging terbaik kecuali lidah dan hati, apabila digunakan untuk kebaikan. Dan tidak ada daging terburuk kecuali lidah dan hati kalau digunakan untuk keburukan,” jawab Luqman dengan lugas.

Lisanlah yang dapat menciptakan pola komunikasi manusia dengan manusia lainnya. Lisanlah yang memunculkan segala bahasa. Lisanlah yang memberi nada segala rasa. Lisanlah yang menimbulkan nyanyian dan irama. Lisan dapat membuat hati yang rindu menjadi mesra. Lisan yang penuh nasihat dapat menenteramkan amarah di dalam dada. Lisan dapat memutarbalikkan segala peristiwa. Dan lisanlah yang bisa membuat orang menangis menjadi tertawa.

Baca Juga : Hari Tasyrik, Yuk Isi dengan Amalan dan Doa yang Sesuai Tuntunan Rasulullah

Lisan yang dihiasi pancaran iman dan akal yang sempurna akan selalu berzikir, beristighfar, dan mengucapkan hal-hal terpuji. Adapun lisan yang tidak dihiasai pancaran iman hanya akan melakukan hal-hal yang biasa dikenal dengan istilah bahaya lisan. (Kh Abdullah Gymnastiar)

Halaman :


Editor : Bsafaat