Aswad Al-Ansi, Dukun yang Mengaku Nabi

TERSEBAR berita di seluruh penjuru Jazirah Arab bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit sepulang beliau dari haji Wada. Setan pun memprovokasi Aswad al-Ansi agar kembali kepada kekafiran setelah keimanannya. Dan agar dia berkata tentang Allah dengan dusta. Dia mengaku kepada kaumnya sebagai nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Aswad Al-Ansi, Dukun yang Mengaku Nabi
Ilustrasi/Net

TERSEBAR berita di seluruh penjuru Jazirah Arab bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit sepulang beliau dari haji Wada. Setan pun memprovokasi Aswad al-Ansi agar kembali kepada kekafiran setelah keimanannya. Dan agar dia berkata tentang Allah dengan dusta. Dia mengaku kepada kaumnya sebagai nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Dia adalah manusia yang kuat jasadnya, besar ambisinya, keras jiwanya dan akrab dengan kejahatannya. Dia juga ahli dalam hal ikhwal perdukunan jahiliyah, gemar menggunakan sihir untuk mencelakakan orang. Di samping dia juga fasih lisannya, bagus argumennya, cerdas otaknya, pandai menyesatkan orang dengan kebathilannya. Dia mencari pendukung dengan cara membagi-bagikan hadiah dan pemberian. Ketika tampil di muka umum dia selalu mengenakan topeng hitam agar terkesan angker dan terasa kuat kehebatannya.

Dengan cepat dakwah Aswad al-Ansi menyebar di penjuru Yaman bagaikan api yang membakar ilalang. Dia dibantu oleh kabilah Bani Madhaj, kelompok terbesar di Yaman dari segi jumlah dan kekuasaannya. Masih pula didukung oleh kemampuan untuk merekayasa cerita dusta, kepalsuan serta memperalat para pengikutnya yang pandai untuk menguatkan siasatnya. Dia mengaku bahwa malaikat turun dari langit untuk membawakan wahyu dan memberitahukan hal-hal gaib kepadanya, lalu dia membuat berbagai rekayasa agar orang-orang percaya dengan pengakuannya.

Baca Juga : Kenapa Yahudi Tak Berhak atas Al-Aqsa?

Dia menaruh mata-mata di berbagai tempat untuk mendengarkan masalah-masalah yang dikeluhkan masyarakat, menguak rahasia-rahasia mereka, serta memancing cita-cita dan harapan yang tersimpan di benak mereka. Pada saat yang sama dia mengusahakan agar orang-orang minta tolong kepadanya. Ketika orang-orang datang, dia melayani mereka dengan baik, memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengatasi segala kesulitan mereka. Dia tunjukkan seolah-olah dia mengetahui segala rahasia yang tersimpan dalam hati mereka. Dipamerkannya hal-hal ajaib dan menakjubkan sehingga mampu menyihir akal dan membingungkan pikiran mereka.

Dalam waktu singkat namanya menjadi besar, kehebatannya kian tersohor, pengikutnya makin banyak. Shana kini berada di bawah kendalinya, dari sini terus menyebar ke tempat lain sampai meliputi seluruh Yaman, antara Hadramaut, Thaif, Bahrain serta Aden. Ketika telah merasa besar kekuatannya, dan banyak pula negeri maupun kekuasaannya, dia beraksi memburu orang-orang yang menentangnya, orang-orang yang dikaruniai iman kepada Allah secara tulus dan beragama yang lurus.

Terhadap orang-orang tersebut Aswad al-Ansi berlaku bengis, bahkan tak segan-segan melakukan penyiksaan secara sadis. Di antara para penentang tersebut, terdapat seorang tokoh bernama Abdullah bin Tsuwab yang dikenal dengan julukan Abu Muslim al-Khaulani.

Baca Juga : Klaim Yahudi terhadap Masjid Al-Aqsha


Editor : Bsafaat