Banyak Manfaat, Program UPPO Kementan Solusi Ketergantungan Pupuk Kimia

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani menggunakan pupuk organik  agar membantu merehabilitasi tanah.

Banyak Manfaat, Program UPPO Kementan Solusi Ketergantungan Pupuk Kimia
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani menggunakan pupuk organik  agar membantu merehabilitasi tanah./ilustrasi
INILAHKORAN, Bandung - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani menggunakan pupuk organik  agar membantu merehabilitasi tanah.
Selama ini, penggunaan pupuk anorganik yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade secara intensif dan berlebihan telah menyebabkan degradasi mutu lahan karena terjadinya kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit) dan soil fatigue (kelelahan tanah). Tentunya hal ini pun dilakukan agar dapat menutupi inefisiensi penggunaan pupuk anorganik atau kimia yang terjadi selama ini.
Bentuk nyata dukungan pemerintah dalam hal ini yakni dengan mengembangkan pembuatan pupuk organik tersebut dalam bentuk fasilitas seperti kegiatan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Sehingga petani dapat menyediakan pupuk organik secara mandiri di lingkungan pertaniannya masing-masing.
Melalui fasilitasi bantuan UPPO petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik secara  in situ (usaha pelestarian alam yang dilakukan dalam habitat aslinya).
Manfaat UPPO tersebut sudah mulai dirasakan oleh para petani, salah satunya petani asal Kabupaten Bandung, Dodih, dirinya mengatakan, berkat program UPPO lahan pertaniannya kembali subur, sehingga berdampak pada hasil pertaniannya.
"Yang paling kami rasakan itu, tanah kembali subur dan gembur, dan dapat berpengaruh pada hasil tani kami," ungkapnya kepada media, Selasa (8/11/2022).
Tak hanya itu, Dodih yang merupakan Ketua Gapoktan Cluster Lembang ini mengungkapkan, program UPPO atau pupuk organik yang dihasilkan dapat dijadikan solusi terhadap ketergantungan pupuk kimia.
"Sangat bisa, namun hal tersebut harus dilakukan secara bertahap. Selain itu juga kita sebagai pengelola harus menjadikan pupuk organik ini, jadi solusi jangka panjang," ungkapnya.
Kendati demikian, kata Dodih, meski sudah memberi banyak manfaat ditingkat petani, namun program UPPO ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, karena masih adanya beberapa kendala ditingkatkan petani.
"Peranan UPPO, sejauh yang kami lakukan sampai saat ini, masih butuh perhatian terhadap bahan baku yang masih mahal di biaya angkut," tandasnya.
Terlebih menurut Dodih, pupuk organik secara kualitas juga bisa lebih baik dari pupuk kimia yang sebelumnya dipakai oleh para petani di lingkunganya. Maka dari itu ia pun memiiliki harapan agar pupuk subsidi kimia dapat beralih ke pupuk organik.
"Dan juga program subsidi kimia dialihkan secara bertahap kepada pupuk organik dengan kualitas yang lebih konsisten dan dari fungsi pun setara dengan pupuk kimia tadi"
Hingga saat ini, Kementan terus berupaya mengkampanyekan agar petani menggunakan pupuk organik, untuk keberlangsungan aktivitas pertanian berkelanjutan. Sehingga terus berproduksi walau dihadapkan tantangan perubahan iklim ekstrem global dan persoalan lainnya.
“Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat, karena perang keduanya. Jadi, yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat,” ujar Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI dalam suatu kesempatan. (Caesar Yudistira)***


Editor : JakaPermana