Bencana Terus Melanda Indonesia, Inikah Teguran Allah Ta'ala untuk Kita?

BENCANA sedang marak terjadi di negeri ini. Banjir, longsor, pesawat jatuh, hingga gempa bumi. Apa makna di balik ini semua?

Bencana Terus Melanda Indonesia, Inikah Teguran Allah Ta'ala untuk Kita?
Ilustrasi/Antara Foto

BENCANA sedang marak terjadi di negeri ini. Banjir, longsor, pesawat jatuh, hingga gempa bumi. Apa makna di balik ini semua?

Ust. Abu Ubaidah As Sidawi menjelaskan, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya Salah satunya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertobat dan bersimpuh di hadapan Allah.

Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.

Baca Juga : Yang Menitis dari Wudhu Seorang Ibu

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khotbahnya yang berjudul Atsaril Maashi:

"Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata. Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi alquran dan sunah Nabi. Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syari yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS ar-Rum: 41)."

Baca Juga : Celakalah Tumit dari Api Neraka, Sempurnakan Wudu!

Semoga Allah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri. Ibnu Sirin berkata, "Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: Wahai muflis (orang yang bangkrut)".

Halaman :


Editor : Bsafaat