Cimahi Kerap Diterjang Banjir, Pegiat Sejarah: Di Zaman Kolonial Tidak Pernah

Kota Cimahi saat ini menjadi salah satu daerah di Jabar yang kerap diterjang bencana banjir. Padahal, di masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels sekitar tahun 1811, banjir tidak pernah terjadi.

Cimahi Kerap Diterjang Banjir, Pegiat Sejarah: Di Zaman Kolonial Tidak Pernah
Pegiat Sejarah dan Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Machmud Mubarok mengatakan, banjir tidak pernah terjadi saat Cimahi awal dibangun kolonial Belanda. (cimahikota.go.id)

INILAHKORAN, Cimahi - Kota Cimahi saat ini menjadi salah satu daerah di Jabar yang kerap diterjang bencana banjir. Padahal, di masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels sekitar tahun 1811, banjir tidak pernah terjadi.

Hal tersebut diungkap Pegiat Sejarah dan Anggota Tim Ahli Cagar Budaya, Machmud Mubarok. Menurutnya, banjir tidak pernah terjadi saat Cimahi awal dibangun oleh Kolonial Belanda.

"Kota Cimahi sudah dikenal pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Saat itu kolonial Belanda membayangkan Kota Cimahi sebagai garnisun atau tempat sekelompok tentara Belanda tinggal," katanya kepada wartawan.

Baca Juga : TKK di KBB Dapat Angin Segar, Sekda: Mereka Bakal Dipekerjakan Kembali Mulai Januari 2023

Dalam rancangannya, jelas dia, saat itu Pemerintah Belanda membuat tata kota yang baik, di mana mereka mampu mengatur kawasan mana yang baik untuk ditinggali dengan standar bagus, mulai dari sumber air dan jauh dari penyakit.

"Termasuk, memastikan dengan jelas dalam tata kota tersebut terkait pembangunan saluran air yang baik, sehingga tidak ada banjir saat itu," jelasnya.

Tak hanya itu, dalam perencanaan tata kota yang dibuat Belanda tersebut Kota Cimahi hanya bisa dihuni sebanyak 50 ribu penduduk saja.

Baca Juga : Tingkat Pelanggaran Parkir di Kota Bandung Cenderung Menurun

Adapun saat itu, tata kotanya dipusatkan di tengah, yakni di kawasan Baros dan sekitarnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani