DBD Siaga Satu, Dinkes Kota Bogor Imbau Ini Bagi Masyarakat

Setelah Corona, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menetapkan Kota Bogor siaga Demam Berdarah Dengue (DBD), hal itu dikarenakan sudah ada lima orang korban jiwa akibat penyakit ini. Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengingatkan agar masyarakat menggiatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dibantu aparatur wilayah.

DBD Siaga Satu, Dinkes Kota Bogor Imbau Ini Bagi Masyarakat
ilustrasi

INILAH, Bogor - Setelah Corona, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menetapkan Kota Bogor siaga Demam Berdarah Dengue (DBD), hal itu dikarenakan sudah ada lima orang korban jiwa akibat penyakit ini. Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengingatkan agar masyarakat menggiatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dibantu aparatur wilayah.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, hasil rapat koordinasi hari ini diputuskan bahwa DBD ini masuk devase siaga satu, sehingga apa yang harus dilakukan dalam siaga satu akan dijelaskan oleh Dinkes Kota Bogor. Ada beberapa langkah pencegahan, salah satunya melakukan koordinasi dengan wilayah agar melakukan PSN.

"Selain itu, disertai dengan program Mengubur, Menutup dan Menguras (3M) yah. Tempat jentik nyamuk di kuras, tujuannya meminimalisir dan mengurangi potensi DBD yang bisa timbul dikemudian hari," ungkap Dedie kepada INILAH pada Jumat (13/3/2020) siang.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, ada 130 kasus untuk DBD di Kota Bogor dan kematiannya ada lima perhari Kamis (12/3/2020), Januari satu di Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat dan Sempur, Kecamatan Bogor Barat. Kemudian Maret ada tiga pertama di Sempur, Harjasari dan Katulampa.

"Mereka meninggalnya di rumah sakit semua, RS Ummi, RS PMI dan RS Juliana. Usianya dibawah lima tahun. Jadi masa kritis itu di hari ke empat sampai hari keenam. Akan ngedrop kalau tidak tertangani karena kurang cairan dan asupan kurang. Sehingga penderita akan masuk kenkondisi shok, itu di rumah sakit akan sulit penanganannya meski dia sudah masuk ke ruangan PICU, MICU atau ICU," tuturnya.

Retno menegaskan, dirinya menekankan ke rumah sakit seharusnya cek trombosit itu serial, misalkan sekarang masih normal, besok dia harus datang lagi untuk cek.

"Nah saya ingatkan lagi dhok sindrom itu sudah dihari ke lima, terombosit ngedrop, kaki tangan dingin, lemas dan sekarang terkadang tidak ada bercak-bercak merah ataupun mimisan," tambahnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana