Digitalisasi Aksara Nusantara

Bertepatan dengan perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional upaya digitalisasi aksara nusantara dalam hal ini aksara Sunda.

Digitalisasi Aksara Nusantara
Ilustrasi (Antara)

INILAH, Bandung - Program digitalisasi aksara nusantara yang sedang dijalankan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama pegiat aksara daerah merupakan ikhtiar untuk melestarikan budaya Indonesia di ranah digital.

"Bertepatan dengan perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional upaya digitalisasi aksara nusantara dalam hal ini aksara Sunda merupakan bentuk ikhtiar kita untuk terus menjaga keberagaman budaya nusantara di ruang digital, sebagai warisan bagi anak cucu kita nanti yang semakin mengandalkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari," kata Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Samuel A Pangerapan, Senin.

Dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang digelar secara virtual, Dirjen Aptika, dalam pernyataan pers, Senin, menyampaikan bahwa internet dan teknologi digital saat ini telah menjadi jembatan bagi masyarakat untuk menyaksikan keragaman budaya yang ada di masing-masing wilayah.

Baca Juga : Bareskrim Perpanjang Masa Penahanan Tersangka Zaim Saidi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam kesempatan sama mengatakan bahwa Pemprov Jabar akan terus mendukung program pelestarian budaya, bahasa, dan aksara Sunda.

"Sebagai Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kami terus mendukung program-program penguatan kebudayaan program-program pelestarian kebudayaan Sunda khususnya, karena kami melihat upaya-upaya ini akan meningkatkan pelestarian dari bahasa Sunda."

Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, menegaskan pentingnya pelestarian budaya aksara Sunda pada momentum perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional agar bisa memberikan sinyal pada dunia bahwa budaya dan aksara daerah di Indonesia memang ada dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : 22 Perjalanan KA di Daop 3 Cirebon Batal Berangkat

"Kita disindir oleh ICANN (The Internet Corporation for Assigned Names and Numbers), pengelola internet dunia bahwa aksara daerah kita hanya muncul di dekorasi, hanya muncul untuk kepentingan sejarah dan pendidikan, dan belum digunakan secara umum untuk komunikasi. Mari kita jadikan sindiran dari ICANN tersebut sebagai semangat kita sebagai momentum untuk menggerakan digitalisasi aksara nusantara," pungkas Yudho.

Halaman :


Editor : suroprapanca