Duh, Kasus TBC di Jabar Tinggi Karena Ini...

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra Setia Wibawa mengungkapkan, kasus Tuberkulosis (TBC) masih tinggi karena banyak penderita yang enggan menjalani pengobatan.

Duh, Kasus TBC di Jabar Tinggi Karena Ini...
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra Setia Wibawa mengungkapkan, kasus Tuberkulosis (TBC) masih tinggi karena banyak penderita yang enggan menjalani pengobatan./ilustrasi

INILAHKORAN, Bandung - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra Setia Wibawa mengungkapkan, kasus Tuberkulosis (TBC) masih tinggi karena banyak penderita yang enggan menjalani pengobatan.

Maka tak heran, 25 persen penderita TBC di Indonesia saat ini, berasal dari Jabar. Mengingat jumlah penduduknya juga terbanyak secara nasional.

Hal ini lanjut Rochady, masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalani pengobatan TBC. Tidak hanya sebagai upaya penyembuhan, tetapi mencegah penularan kepada pihak lain.

Baca Juga : Enggan Melonjak Lagi, Pekan Ini Pemprov Jabar Lakukan Kick Off Germas Cegah DBD

Sebab, sejauh ini dari total penderita TBC baru sekitar 80 persen yang menjalani pengobatan, sementara sisanya enggan berobat.

"Tentunya sangat tidak baik, ada sekitar 20 persen pasien yang berpotensi menularkan karena tidak berobat. Jika tidak diselesaikan, akan menularkan ke orang lain. Nanti TBC tidak akan pernah berkurang," kata Rochady saat dihubungi INILAH, Senin 20 Mei 2024.

Pada 2023 lalu misalnya kata Rochady, ada sekitar 172 ribu pasien yang ditargetkan menjalani pengobatan. Namun angkanya melonjak menjadi 210 ribu kasus baru, akibat adanya masyarakat yang terpapar TBC enggan berobat.

Baca Juga : Alhamdulillah, Kasus DBD di Jabar Melandai

Oleh karena itu dia berharap, masyarakat yang sekiranya terpapar TBC segera melakukan pemeriksaan dan pengobatan bila positif tertular, supaya tidak merugikan orang lain.

Halaman :


Editor : JakaPermana