Harga Beras Terus Melambung, Bapanas: Tingginya Harga Beras Bukan Lantaran Pemilu

Di tingkat eceran saat ini harga beras medium dipatok Rp14-15 ribu per kg. Seorang pedagang mengaku saat ini beras yang sempat dibanderol Rp12-13 ribu per kg sudah tak ada lagi di pasaran. 

Harga Beras Terus Melambung, Bapanas: Tingginya Harga Beras Bukan Lantaran Pemilu
Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar merilis, harga beras memberikan andil besar terhadap laju inflasi pada Januari 2024. Pada awal tahun ini, inflasi Jabar terhitung sebesar 3,02% (yoy). Secara bulanan, inflasi Januari terhitung sebesar 0,15%. (antara)

INILAHKORAN, Bandung - Di tingkat eceran saat ini harga beras medium dipatok Rp14-15 ribu per kg. Seorang pedagang mengaku saat ini beras yang sempat dibanderol Rp12-13 ribu per kg sudah tak ada lagi di pasaran. 

Dia menyebutkan, beberapa pekan belakangan ini dia terpaksa menjual beras seharga Rp14-15 kg per kg. Bahkan, harga beras medium itu hampir mendekati beras pandanwangi yang notabene tergolong premium.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar merilis, harga beras memberikan andil besar terhadap laju inflasi pada Januari 2024. Pada awal tahun ini, inflasi Jabar terhitung sebesar 3,02% (yoy). Secara bulanan, inflasi Januari terhitung sebesar 0,15%.

Baca Juga : Perkenalkan Logo Baru, PosIND Tegaskan sebagai Penyelenggara Logistik Pemerintah Terpercaya

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga indeks kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini pada Januari 2024 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,94% (yoy). Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni beras sebesar 0,60%. 

Tak hanya di Jabar, tingginya harga beras ini pun terjadi hampir di seluruh wilayah Tanah Air. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, kini pemerintah terus menyeimbangkan ketersediaan beras nasional dengan nilai tukar petani (NTP) tanaman pangan.

Menurutnya, saat ini tingkat kebutuhan beras saat ini relatif tinggi. Pemerintah menyeimbangkan kekurangan karena tidak dapat tanam akibat El Nino dengan importasi. Dia mengatakan, saat ini diperlukan pasokan beras yang cukup agar neraca ketersediaan dan kebutuhan beras tetap terjaga di tengah kekurangan akibat fenomena El Nino.

Baca Juga : Kopra by Mandiri dan Green Bond Bank Mandiri Sabet Penghargaan dari Alpha Southeast Asia 2023

“Januari dan Februari 2024 ini kita kekurangan 2,4 juta ton beras (produksi versus konsumsi),” kata Arief, Minggu 11 Februari 2024.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani