Inflasi Jabar Capai 0,29%

Pada Oktober kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar merilis laju inflasi provinsi penyangga ibu kota ini. Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, laju inflasi bulanan itu mencapai 0,29%.

Inflasi Jabar Capai 0,29%

INILAH, Bandung - Pada Oktober kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar merilis laju inflasi provinsi penyangga ibu kota ini. Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, laju inflasi bulanan itu mencapai 0,29%.

Menurutnya, pada bulan lalu indeks harga konsumen (IHK) gabungan Jabar mengalami kenaikan. Peningkatan itu terlihat di tujuh kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.

"IHK pada September dari 131,96 2018 itu menjadi 132,34 pada Oktober. Dengan demikian, pada bulan ini di Jabar terjadi inflasi sebesar 0,29%," kata Dody di Bandung, Kamis (1/11).

Berdasarkan hal itu, laju inflasi tahun kalender pada Januari-Oktober itu mencapai sebesar 2,69% (ytd). Sedangkan, laju inflasi dari tahun ke tahun tercatat sebesar 3,48% (yoy).

Dody menuturkan, dari tujuh kota pantauan IHK di Jabar itu seluruhnya mengalami inflasi. Kota Bandung merupakan penyumbang tertinggi dengan inflasi mencapai 0,50%. Sedangkan, Kota Bogor sebesar 0,24%, Kota Sukabumi (0,12%), Kota Cirebon (0,12%), Kota Bekasi (0,16%), Kota Depok (0,33%), dan Kota Tasikmalaya (0,05%).

Lebih rinci, dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yakni Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,06%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,09%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,40%, Kelompok Sandang sebesar 0,94%, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,06%, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Keuangan sebesar 0,60%. Sementara, Kelompok Kesehatan mengalami deflasi sebesar 0,27%.

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Oktober 2018 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan/penurunan harga dan memberikan andil inflasi/deflasi cukup siginifikan. Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain bensin, cabe merah, batu bata, pasir, jeruk, semen, besi beton, tarif jalan tol, baju kaos, genteng, emas perhiasan, dan kue kering berminyak.

Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, kentang, angkutan udara, parfum, semangka, jagung manis, pepaya, dan tomat sayur.[jek]


Editor : inilahkoran