Ingin Wujudkan Indonesia Generasi Emas, Perhatikan Masalah Gizi

Masalah gizi harus mendapatkan perhatian serius dalam mempersiapkan bonus demografi sebelum mewujudkan cita-ita Indonesia Generasi Emas pada tahun 2045 nanti.

Ingin Wujudkan Indonesia Generasi Emas, Perhatikan Masalah Gizi
Masalah gizi harus mendapatkan perhatian serius dalam mempersiapkan bonus demografi sebelum mewujudkan cita-ita Indonesia Generasi Emas pada tahun 2045 nanti. /net

INILAH, Jakarta–Masalah gizi harus mendapatkan perhatian serius dalam mempersiapkan bonus demografi sebelum mewujudkan cita-ita Indonesia Generasi Emas pada tahun 2045 nanti.

Bonus demografi yang akan dimulai pada tahun 2030 nanti akan menjadi percuma jika ternyata angka kematian dari penyakit tidak menular semakin lama semakin trengginas menyerang masyarakat berusia muda.

Manajer Penelitian SEAMEO Recfon Kementerian Pendididkan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Grace Wangge mengatakan, ancaman penyakit tidak menular seperti stroke dan jantung kini cenderung lebih banyak menyerang masyarakat yang tergolong masih berusia produktif. Bahkan kedua penyakit tersebut menjadi dua penyebab utama kematian dini nasional disusul penyakit-penyakit tidak menular lainnya.

“Saat ini pun orang Indonesia cenderung bisa terkena kanker lebih awal. Padahal masalah penyakit menular yang mematikan seperti TBC juga belum tuntas, sekarang ditambah lagi dengan masalah penyakit tidak menular,” kata Wangge kepada wartawan dalam diskusi media di Jakarta, Sabtu (25/05/2019).

Jika masalah ini tidak segera diatasi maka dikhawatirkan struktur masyarakat Indonesia pada tahun 2045 akan didominasi golongan yang sudah tidak produktif lagi. Akibatnya mimpi Indonesia menjadi salah satu pemeran utama dalam pertumbuhan ekonomi dunia pun terancam gagal.

Untuk itu yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, masyarakat, dan akademisi yakni asupan gizin yang cukup dan sehat bagi masyarakat Indonesia. Sebab pola makan yang salah seperti lebih banyak lemak dan kolesterol ditambah dengan gaya hidup yang tidak benar akan menjadi faktor risiko utama penyebab kematian di Indonesia.

“Kalau pola makannya benar, sepertinya bisa hidup lebih lama. Gizi, tanpa disadari, ternyata sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Faktor gizi dan diet memiliki peranan yang besar,” pungkas Wangge. (Daulat F Yanuar)


Editor : JakaPermana