Jarang Ada yang Tahu, Rumah Saudagar Kaya di Baros Cimahi Ini Pernah Disambangi Bung Karno

Cimahi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang dikenal dengan sebutan Kota Militer. Betapa tidak, kota yang hanya memiliki tiga kecamatan ini dikelilingi berbagai pusat pendidikan ketentaraan di Indonesia.

Jarang Ada yang Tahu, Rumah Saudagar Kaya di Baros Cimahi Ini Pernah Disambangi Bung Karno
Tak hanya itu, bangunan-bangunan bersejarah yang tak lekang oleh waktu di Cimahi pun masih berdiri kokoh seakan mampu membawa siapapun yang melihatnya berada di masa lampau. (agus satia negara)

INILAHKORAN, Cimahi - Cimahi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang dikenal dengan sebutan Kota Militer. Betapa tidak, kota yang hanya memiliki tiga kecamatan ini dikelilingi berbagai pusat pendidikan ketentaraan di Indonesia.

Tak hanya itu, bangunan-bangunan bersejarah yang tak lekang oleh waktu di Cimahi pun masih berdiri kokoh seakan mampu membawa siapapun yang melihatnya berada di masa lampau.

Sebut saja Rumah Sakit (RS) Dustira yang ada di pusat Kota Cimahi. Bangunan yang berdiri sejak zaman kolonialisme Belanda yang hingga kini masih mempertahankan gaya arsitektur neo klasikal yang identik dengan bangunan Eropa di era 1800-an.

Baca Juga : Gerindra Jabar Resmi Usulkan Gibran Rakabuming Raka Dampingi Prabowo Sebagai Cawapres

Selain itu, terdapat pula Kawasan Tahanan Militer Poncol dan Gedung The Historich yang hingga kini dimanfaatkan pemerintah sebagai  daya tarik bagi masyarakat khususnya dalam sektor pariwisata untuk memperkenalkan kota dengan luas 40,37 KM² tersebut.

Kendati demikian, ternyata masih banyak bangunan-bangunan yang menyimpan banyak kisah bersejarah, namun masih jarang diketahui.

Salah satunya seperti rumah yang memiliki arsitektur neo klasik Belanda yang berlokasi di Jalan Baros, Kota Cimahi.

Baca Juga : Hati-hati, Calon Kades dan Tim Sukses Lakukan Penghasutan Bisa Dijerat Pidana

Dilansir dari laman cimahi.go.id, rumah yang kental dengan gaya barat tersebut diketahui milik teman Presiden RI pertama, Soekarno yang bernama Wongso Abuchaer.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani