Kemacetan Hingga Penataan PKL, Menjadi Fokus Pemkot Bandung Tahun Ini

Pemkot Bandung terus mengakselerasi kinerja sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dalam penyelesaian berbagai keluhan umum masyarakat. 

Kemacetan Hingga Penataan PKL, Menjadi Fokus Pemkot Bandung Tahun Ini
Sekda kota bandung Ema Sumarna
INILAHKORAN, Bandung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengakselerasi kinerja sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dalam penyelesaian berbagai keluhan umum masyarakat. 
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema mengatakan, sejumlah keluhan umum masyarakat berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban umum (Trantibum). Antara lain soal kemacetan, banjir, jalan rusak, trotoar, pasar tumpah, parkir liar, serta fasilitas penerangan jalan atau penerangan umum hingga penataan PKL.
"Dalam konteks menghadirkan ketentraman dan ketertiban umum itu menjadi urusan wajib layanan dasar dan merupakan hak masyarakat. Kita harus sigap merespon keluhan tersebut," kata Ema Sumarna, Selasa 5 Maret 2024.
Ia menyebut, saat ini Pemkot Bandung tengah konsentrasi menyelesaikan lima titik pembenahan yakni penataan PKL Monumen Perjuangan, Saparua, Ujungberung, Pasar Kordon, dan Pasar tumpah Sudirman, Cikutra, Ciwastra, Kosambi, Kiaracondong, serta Pasar Cijerah.
"Penataan di Monju dan Saparua telah 95 persen. Sudah tidak ada PKL di trotoar, orang berolahraga lebih aman dan nyaman. Parkir tidak ada lagi di Jalan Ambon, juga sudah tidak ada parkir di Jalan Banda. Ujungberung harus terus dijaga dan dikawal. Terkait Pasar Kordon juga sedang berproses. Begitupun dengan pasar tumpah semua harus selesai pukul 06.00 WIB. Kalau ada komplen masyarakat harus segera ditindaklanjuti," ucapnya.
Terkait titik kemacetan, Ema mengungkapkan, di Kota Bandung terdapat 42 titik kemacetan. Titik-titik itu harus segera diselesaikan dan ditemukan solusinya. Pihaknya meminta, Dishub agar lebih proaktif untuk memberantas parkir ilegal yang ada di Kota Bandung.
Ia juga mendorong sejumlah fasilitas ruang terbuka seperti taman-taman agar lebih diperhatikan. Dari aspek penerangan, dirinya meminta Dishub segera membenahinya. Juga penerangan di jalan-jalan Kota Bandung.
"Contohnya PJU sepanjang Jalan Soeta keluhan paling tinggi, karena lampu penerangan kurang. Saya minta itu menjadi prioritas. Malam hari itu gelap. Lalu soal pengamen, pengemis dan asongan semrawut. Apalagi menjelang Ramadan. Ini tolong menjadi atensi. Pedagang asongan dan gelandangan banyak di perempatan jalan. Satpol PP dan Dinsos segera membuat rencana aksi," ujar dia.
Tak hanya itu, Ema juga meminta DSDABM untuk terus mengakselerasi perbaikan jalan rusak dan trotoar di Kota Bandung. Selain itu, juga dengan beberapa titik banjir juga harus segera diselesaikan.
"Trotoar dan jalan rusak juga masih menjadi atensi. Salah satunya di sepanjang Dipatiukur untuk bisa mengukur dan mengecek yang rusak. Segera perbaiki. Banyak masyarakat yang mengeluhkan," ucapnya.
Pihaknya  juga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung untuk membereskan tumpukan-tumpukan sampah yang ada di jalan raya. Hal ini agar tidak menganggu aktivitas warga.
"Saya minta sebelum pukul 06.00 WIB, kota sudah bersih, tidak boleh lagi ada tumpukan sampah di jalan. DLH segera ubah pola pengangkutan. Petugas kebersihan dan DLH sebelum pukul 06.00 WIB, kota sudah bersih sebelum masyarakat beraktivitas," ujar dia.
Ema pun mendorong para kepala OPD, camat dan lurah untuk turun ke lapangan agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang dikeluhkan masyarakat. Walau bukan tantangan yang mudah, pihaknya berharap semua pihak dapat berkolaborasi menghadirkan Kota Bandung yang lebih baik lagi. *** (yogo triastopo)


Editor : Ahmad Sayuti