Kemendikbudristek Gagas Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan.

Kemendikbudristek Gagas Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan. (Foto Antara)

INILAHKORAN,Jakarta- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan.

Tim Staf Khusus Menteri Bidang Isu Strategis Kemendikbudristek, Fitria Anggraini mengungkapkan, Gerakan Transisi PAUG ke SD yang menyenangkan merupakan kebijakan untuk memastikan hak anak mendapatkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sejak berusia dini.

"Kegiatan ini kami sebarluaskan secara masif ke berbagai pemangku kepentingan melalui komitmen bersama Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," kata Tim Staf Khusus Menteri Bidang Isu Strategis Kemendikbudristek Fitria Anggraini, Selasa malam, 6 Juni 2023.

Baca Juga : Penyuap Hakim Agung Dituntut 8 Tahun Penjara

Ia mengatakan kebijakan tersebut disusun untuk memastikan hak anak mendapatkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sejak berusia dini. "Anak jadi mampu memahami, bahwa belajar bukan beban, tapi pembelajaran untuk mendapat manfaat," katanya.

Latar belakang kegiatan itu digelar sebab pelajaran di level PAUD dan SD saat ini belum saling berkesinambungan. "Cara belajar di SD beda dengan di PAUD yang lebih banyak bermain, sedangkan SD langsung mengerjakan soal," katanya.

Selain itu, pendidikan di bangku awal SD juga mensyaratkan kemampuan anak untuk baca, tulis, dan hitung (calistung). Sehingga membuat orang tua terkesan memaksakan anak pada kemampuan calistung melalui bimbingan belajar yang menguras stamina hingga emosional anak.

Baca Juga : Dulu Dipakai Flexing Mario Dandy, KPK Sita Harley Davidson di Rumah Rafael Alun Trisambodo

"Ada beberapa hal miskonsepsi di sini, kemampuan yang dirasa penting pada usia dini hanya calistung, padahal ada banyak kemampuan lain seperti mengelola emosi, budi pekerti, interaksi sehat dan sebagainya yang juga bisa menjadi potensi anak," katanya.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto