Ketua Komisi V DPRD Jabar Minta Pemprov Evaluasi Program Bataru

Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Dadang Kurniawan mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov), yang menelurkan program Bakti Padamu Guru (Bataru), berupa pemberian kredit rumah tinggal bersubsidi bagi penyelenggara pendidikan tingkat SMA, SMP, SD dan PAUD. Hanya saja dia menilai perlu dilakukan evaluasi, agar program tersebut dapat berjalan baik.

Ketua Komisi V DPRD Jabar Minta Pemprov Evaluasi Program Bataru
Istimewa

INILAH, Bandung – Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Dadang Kurniawan mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov), yang menelurkan program Bakti Padamu Guru (Bataru), berupa pemberian kredit rumah tinggal bersubsidi bagi penyelenggara pendidikan tingkat SMA, SMP, SD dan PAUD. Hanya saja dia menilai perlu dilakukan evaluasi, agar program tersebut dapat berjalan baik.

Dia menjelaskan, dari hasil kunjungan kerja ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan beberapa waktu lalu. Nyatanya sosialiasi program tersebut masih belum berjalan, sehingga masih banyak guru yang belum menerima informasi, mulai dari persyaratan hingga mekanisme pengajuan program. Dampaknya, pemerintah tampak seolah-olah tidak serius terhadap program yang telah dibuat.

“Saya dalam dua minggu kemarin fokus ke KCD pendidikan. Ada beberapa poin yang kita sorot, salah satunya program pemerintah. Banyak program yang dibuat dan sepertinya hebat, tapi kenyataannya di lapangan tidak sehebat seperti yang kita bayangkan. Contoh rumah murah untuk guru. Ketika kita datang, ternyata sosialisasi belum tersampaikan dengan baik. Ini kan jadi kurang baik terhadap citra pemerintah,” ujar Dadang kepada INILAH, Senin (8/3/2021).

Baca Juga : UPI dan LTMPT Luncurkan SBMPTN Tahun 2021

Tidak hanya itu, penentuan lokasi rumah murah untuk guru pun kata Anggota Fraksi Partai Gerindra Persatuan ini patut dikaji ulang. Menurutnya jika ingin meringankan guru, sebaiknya biarkan mereka yang menentukan sendiri tempat pembangunannya. Supaya mereka bisa membangun rumah dekat sekolah, sehingga dapat mengurangi beban operasional harian.

“Kemudian letak rumah murah, harusnya dipikirkan dulu. Sebaiknya mereka diberi kemudahan, dengan membiarkan mereka menentukan sendiri ingin dimana dibangun. Kalau difokuskan di suatu tempat dan ternyata jauh dari tempat mengajar, percuma juga. Sebab mereka harus keluar biaya lagi untuk ongkos. Ini juga harus jadi bahan pertimbangan,” jelasnya. (Yuliantono)

Baca Juga : Perluas Target Vaksinasi, Disparbud Jabar Sasar Pelaku Wisata dan Budaya


Editor : Bsafaat