Kini, Facebook Luncurkan Petisi Online “Community Action”

INILAH, San Francisco - Facebook baru saja meluncurkan fitur anyar bernama Community Action. Fitur ini kurang lebih merupakan petisi online mirip Change.org yang dikenal di Indonesia, namun dibesut ol

Kini, Facebook Luncurkan Petisi Online “Community Action”
Ilustrasi
INILAH, San Francisco - Facebook baru saja meluncurkan fitur anyar bernama Community Action. Fitur ini kurang lebih merupakan petisi online mirip Change.org yang dikenal di Indonesia, namun dibesut oleh Facebook dan beredar di dalam jejaring sosial tersebut.
 
Petisi yang dibuat akan tersebar langsung di linimasa atau News Feed, baik ditujukan secara publik maupun hanya untuk sebagian teman.
 
Pembuat petisi bisa menandai organisasi atau pejabat terkait untuk menarik perhatian mereka bahwa isu yang dikemukakan adalah hal penting.
 
Fitur ini dilengkapi beberapa opsi yang memungkinkan penggunanya mengikuti petisi, mengundang teman, membagikan petisi, atau memberikan dukungan langsung untuk petisi tersebut.
 
Pengguna juga bisa menyuarakan testimoninya atas isu yang diangkat di kolom komentar. Tentu saja, meski bertujuan positif, fitur ini bisa saja disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian.
 
Untuk mengantisipasinya, Facebook akan mengawasi semua petisi dari Community Action yang beredar. Akan ada beberapa moderator atau pengawas langsung oleh manusia, yang berarti akan mengawasi secara manual, dibantu dengan algoritma yang akan mendeteksi jika petisi yang diluncurkan mengandung unsur kekerasan, rasis, atau menyerang.
 
Tak hanya itu, hanya mereka yang mendukung petisi itulah yang memiliki akses, seperti memberikan testimoni atau sebagainya. Sehingga, mereka yang belum atau tidak mendukung isi petisi tak bisa menuliskan testimoninya yang mungkin saja berseberangan.
 
"Community Action adalah cara bagi orang-orang untuk mendorong perubahan di komunitas mereka dan bekerja sama dengan pejabat serta lembaga pemerintahan untuk mencari solusi," jelas juru bicara Facebook, seperti dilansir Ubergizmo.
 
Pembuat petisi hanya perlu menuliskan deskripsi, menandai tokoh politik yang relevan, dan menunggu hasil polling. Para pengguna bisa melihat total orang yang mendukung petisi. Tapi, pengguna hanya bisa melihat nama dari teman-teman atau tokoh publik yang juga mendukung petisi.
 
Mereka tak bisa melihat nama pendukung yang bukan dalam lingkaran pertemanan mereka atau dari kalangan tokoh publik. Beberapa petisi sudah beredar di Facebook, seperti petisi moratorium pengeboran minyak di Colorado, AS, atau permintaan pengadaan penyeberangan jalan di Philadelphia.
 
Ada juga petisi yang ditujukan bagi Gubernur Florida dan anggota dewan negara bagian untuk membangun pusat kesenian kota. Untuk saat ini, fitur Community Action hanya baru bisa digunakan oleh para pengguna Facebook yang berdomisili di AS. Belum ada informasi apakah fitur ini akan tersedia di negara lain atau tidak.
 
Sumber: inilah.com


Editor : inilahkoran