Kita adalah Pemilik Sah Republik ini
Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini merupakan judul puisi karya Taufiq Ismail yang ditulis pada 1966 silam. Pujangga asal ranah Minang itu berusaha menggugah semangat perjuangan untuk mendorong serta mendobrak keterkungkungan rakyat Indonesia.
INILAH, Bandung-Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini merupakan judul puisi karya Taufiq Ismail yang ditulis pada 1966 silam. Pujangga asal ranah Minang itu berusaha menggugah semangat perjuangan untuk mendorong serta mendobrak keterkungkungan rakyat Indonesia.
Saat ini Indonesia tengah merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-76 dan juga kali kedua peringatan kemerdekaan berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat hanya bisa merayakan hari kemerdekaan di rumah saja atau mengikuti upacara bendera secara virtual.
Media sosial pun banyak yang menuliskan penggalan-penggalan bait puisi kemerdekaan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme generasi muda saat ini. Puisi milik Taufiq Ismail ini menggambarkan ikhtiar bangsa yang ingin maju, bangkit dari keterpurukan masa pejajahan.
Kita adalah Pemilik Sah Republik ini
Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
(Taufik Ismail/1966)
Selain Taufiq Ismail, berikut puisi-puisi yang banyak diposting di media sosial saat hari kemerdekaan untuk membangkitkan semangat perjuangan,
Merdeka Indonesiaku
Hari ini … tujuh belas Agustus
Indonesia memperingati hari lahirnya
Gema merdeka dikumandangkan
Dari segala penjuru negeri ini
71 tahun silam …
Indonesia dijajah oleh kaum penjajah
Banyak darah ditumpahkan, nyawa dikorbankan
Demi untuk satu kata MERDEKA
Kini … Indonesia telah merdeka
Rakyat dapat tersenyum bangga
Sang saka merah putih berkibar sempurna
Mengudara di angkasa raya
Jayalah Negeriku
Makmurlah bangsaku
Kau tetap Indonesiaku
MERDEKA..MERDEKA..MERDEKA
Baca Juga : Nyala Api Pidato Soekarno yang Gemparkan Dunia
(Rodiyah Allahuan)
Kemerdekaan Ini
Kemerdekaan ini adalah usaha
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis
Kemerdekaan ini adalah lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai
Kemerdekaan ini adalah nyawa
Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah
(Rayhandi)
Hari Kemerdekaan
Akhirnya tak terlawan olehku
tumpah di mataku, dimata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
bendera-bendera dan bendera-bendera
bendera kebangsaanku
aku menyerah kepada kebanggan lembut
tergenggam satu hal dan kukenal
tanah dimana ku berpijak berderak
awan bertebaran saling memburu
angin meniupkan kehangatan bertanah air
semat getir yang menikam berkali
makin samar
mencapai puncak ke pecahnya bunga api
pecahnya kehidupan kegirangan
menjelang subuh aku sendiri
jauh dari tumpahan keriangan di lembah
memandangi tepian laut
tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin bercahaya makin bercahaya
dan fajar mulai kemerahan
Baca Juga : Presiden Dorong Transformasi EBT dan Ekonomi Berbasis Teknologi Hijau
(Sapardi Djoko Damono)