Lestarikan Tradisi Menunggu Ramadan, Disparbud KBB Usulkan Papajar dalam WBTB Tahun Ini

Bagi orang Sunda mungkin sudah tak asing dengan tradisi Papajar. Namun, tahukah anda apa arti dari Papajar tersebut.

Lestarikan Tradisi Menunggu Ramadan, Disparbud KBB Usulkan Papajar dalam WBTB Tahun Ini
Bagi orang Sunda mungkin sudah tak asing dengan tradisi Papajar. Namun, tahukah anda apa arti dari Papajar tersebut./ilustrasi

"Di desa Sirnagalih akan dilaksanakan tanggal 18 Maret, di tanggal 22 juga ada di Desa Nyenang bersamaan hari bertepatan dengan hari air sedunia," ujarnya.

Terkait tradisi Pajajaran secara bahasa, terang dia, dari fajar yang menyinsing dari bulan ruwah ke bulan Ramadan.

"Papajar itu dari fajar menyingsing, menyongsong bulan puasa itu disebut fajar dari linguistik bahasa yang sederhana, fajar menyingsing dari bulan ruwah ke bulan ramadhan disebut weh papajar menyambut bulan Ramadhan," terangnya.

Baca Juga : Tanah Rawa di Objek Wisata Rancaupas Ditanami Ribuan Pohon dan Kembali Dibuka untuk Pengunjung

"Berdasarkan keterangan juga kalau puasa itu kan, orang-orang dulu mengartikan mulainya puasa itu dari terbenamnya fajar dan terbenamnya matahari, jadi jam 4 Subuh itu gak boleh makan apa-apa, tapi sekarang sama teknologi diatur teknologi," sambungnya.

Saat ini, tambah dia, tradisi Papajar akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Berbenda (WBTB) yang diajukan di tahun 2023 ini, dan Disparbud KBB akan mengusulkan 210 ritual yang akan diajukan WBTB.

"Sekarang lagi proses, di Bandung barat ada 210 ritual yang mau diusulkan WBTB, salah satunya Tradisi Papajar," tandasnya. *** (agus satia negara)

Baca Juga : Hadir di Bandung, Kapolri Listyo Siapkan Pengamanan Mudik

Halaman :


Editor : JakaPermana