Menelisik Sekelumit Kisah SDN Cibungur Kelas Jauh, Perjuangan Demi Meraih Pendidikan di Bandung Barat 

Berada di pinggiran Waduk Cirata, sebuah kampung yang dikenal dengan nama Cijuhung menjadi salah satu wilayah terpencil yang menjadi bagian dari Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Menelisik Sekelumit Kisah SDN Cibungur Kelas Jauh, Perjuangan Demi Meraih Pendidikan di Bandung Barat 

INILAHKORAN, Ngamprah - Berada di pinggiran Waduk Cirata, sebuah kampung yang dikenal dengan nama Cijuhung menjadi salah satu wilayah terpencil yang menjadi bagian dari Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Tanah yang dihuni 145 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sebanyak 360 jiwa itu diketahui milik Pembangkit Listrik Negara (PLN) itu ternyata memiliki sekelumit kisah yang mengiris hati. Terlebih, bagi mereka yang datang langsung ke kampung yang mayoritas warganya bermata pencaharian petani dan nelayan itu.

Salah satunya sektor pendidikan yang kondisinya cukup memprihatinkan mulai dari sisi bangunan, fasilitas pembelajaran yang jauh dari kata menunjang hingga minimnya tenaga pengajar atau guru.

Baca Juga : FOTO: Pemilu 2024, TPS Ini Angkat Tema Kesehatan

Ironisnya, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan program yang tengah digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, seperti Sekolah Penggerak, Kurikulum Merdeka, digitalisasi pendidikan, siswa berprestasi dan manajemen talenta, Asesmen Nasional (AN), Guru Penggerak, Pendidikan Profesi Guru (PPG), Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMP PK), dan penguatan mata pelajaran pada perubahan iklim, kesehatan, olahraga, dan bahasa Inggris.

Kendati demikian, hal itu tidak terjadi di SDN Cibungur Kelas Jauh yang berada di Kampung Cijuhung. Tak hanya jarak yang jauh, untuk bisa menjangkau sekolah yang hanya memiliki tiga ruangan guru dan siswa harus berjalan kaki, mengendarai motor dengan medan yang berat dan berliku. Bahkan, adapula yang harus melalui jalur perairan dengan kendala gulma air atau eceng gondok.

"Kalau saya dari daerah Cipeundeuy. Kalau berangkat dari rumah ke sekolah biasanya jam 06.00 WIB atau lebih. Selama perjalanan, saya melewati beberapa perkebunan mulai dari perkebunan karet, perkebunan coklat dan perkebunan jati yang merupakan milik Perhutani," kata guru SDN Cibungur Kelas Jauh, Ivan Abdurahman saat ditemui di Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, KBB.

Baca Juga : Desk Pemilu Kota Bandung Bantu Suksesnya Pelaksanaan Pesta Demokrasi

Ivan menuturkan, butuh waktu 25-35 menit untuk bisa sampai bisa ke SDN Cibungur Kelas Jauh saat musim kemarau. Sedangkan, pada musim hujan dirinya bisa menghabiskan waktu hingga satu jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 15 kilometer.

Halaman :


Editor : JakaPermana