Minyak Melonjak Setelah Pertemuan OPEC+ Putuskan Kebijakan Produksi

Harga minyak melonjak lebih dari dua dolar per barel pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya.

Minyak Melonjak Setelah Pertemuan OPEC+ Putuskan Kebijakan Produksi
Ilustrasi (antara)

INIAH, New York - Harga minyak melonjak lebih dari dua dolar per barel pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+ mencapai kesepakatan untuk secara bertahap memangkas pengurangan produksi mulai Mei.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei bertambah 2,29 dolar AS menjadi menetap di 61,45 dolar per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik 2,12 dolar menjadi ditutup pada 64,86 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

OPEC bersama Rusia dan produsen sekutu lainnya, setuju untuk mengurangi pembatasan produksi sebesar 350.000 barel per hari (bph) pada Mei, 350.000 barel per hari lagi pada Juni dan lebih lanjut 400.000 barel per hari atau lebih pada Juli.

Baca Juga : Per 1 April, Hasil Negatif GeNose C19 Hanya Berlaku Sehari

Berdasarkan kesepakatan Kamis (1/4/2021), pemotongan yang diterapkan oleh OPEC+ akan sedikit di atas 6,5 juta barel per hari mulai Mei, dibandingkan dengan sedikit di bawah 7 juta barel per hari pada April.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Kamis (1/4/2021) bahwa dia berharap persediaan minyak global, parameter utama untuk industri minyak, akan kembali ke level normal dalam 2-3 bulan.

Jennifer Granholm, menteri energi baru yang ditunjuk oleh Presiden AS Joe Biden, telah meminta pemimpin OPEC Arab Saudi mengenai kebijakan dan mengatakan energi harus tetap terjangkau, yang menandakan kelompok itu harus mempertimbangkan kenaikan produksi.

Baca Juga : Jadi Kawasan Perguruan Tinggi, XL Axiata Jaga Kualitas Jaringan Data di Jatinangor 

Namun, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pemulihan pasar "masih jauh dari selesai".

Halaman :


Editor : suroprapanca