Nasihat Bagi Jomblowan dan Joblowati

DALAM kitabnya, Fihi Ma Fihi, sufi agung Maulana Jalaluddin Rumi bernasihat tentang pernikahan. Inilah petikannya:

Nasihat Bagi Jomblowan dan Joblowati
Ilustrasi/Net

Jalan dari Sang Nabi adalah seperti ini: Menanggung kesedihan itu perlu untuk membantu kita membuang egoisme, kecemburuan dan kebanggaan. Menahan sakit dari keinginan-keinginan berlebihan dari pasangan kita, sakitnya beban ketidakadilan, dan ratusan ribu macam sakit lainnya yang tidak terbatas, agar jalan ruhaniah dapat menjadi jelas. Jalan dari Nabi Isa as. adalah bergulat dengan kesepian dan tidak meladeni syahwat.

Jalan Muhammad saw. adalah dengan menanggung penindasan dan kesakitan yang ditimbulkan oleh lelaki dan perempuan satu sama lain. Jika engkau tidak dapat menempuh jalan Muhammad, setidaknya tempuhlah jalan Isa, sehingga dengan demikian engkau tidak sepenuhnya berada di luar jalan ruhaniah.

Jika engkau mempunyai ketenangan untuk menanggungkan seratus hantaman, dengan memandang buah dan panen yang lahir melalui mereka, atau jika engkau diam-diam meyakini di dalam kalbumu, "Walaupun saat ini aku tidak melihat hasil panen dari penderitaan ini, pada akhirnya aku akan meraih harta karun," bahwa engkau akan meraih harta karun, itu benar adanya; dan yang jauh lebih berlimpah dibandingkan dengan yang pernah engkau inginkan dan harapkan.

Baca Juga : Menunda Amal Baik Penyakit Hati Sangat Tercela

Jika sekarang ini, kata-kata di atas tidak berpengaruh kepadamu, nanti, jika engkau tumbuh lebih dewasa, mereka akan meninggalkan kesan yang mendalam. Inilah bedanya antara bercakap-cakap dengan pasangan, dan dengan seorang sahabat. Ketika engkau berkata-kata kepada pasanganmu, mereka tetap saja seperti semula dan tidak akan mengubah cara-cara mereka karena apa yang engkau katakan.

Kata-katamu tidak akan sedikitpun mempengaruhi mereka, bahkan membuat mereka semakin kukuh. Contohnya, ambillah dan genggamlah sepotong roti, dan jangan berikan kepada orang lain, sambil mengatakan, "Aku tidak akan memberikannya kepada siapa pun. Jangankan memberikannya, aku bahkan tidak akan memperlihatkannya." Bahkan jika roti itu kemudian telah dibuang dan anjing-anjing tidak akan mau memakannya, karena, katakanlah, roti di tempatmu demikian berlimpah dan murahakan tetapi ketika engkau mulai menolak memberikannya, maka semua orang semakin bersikeras, sambil memohon dan mengeluh, "Kami ingin melihat roti itu yang engkau tahan dan simpan."

Terlebih-lebih jika engkau menyimpannya selama setahun, seraya bersikeras bahwa engkau tidak akan memberikannya atau pun memperlihatkannya, maka ketertarikan mereka tidaklah berhingga, karena, "Semakin seseorang dilarang, semakin ingin ia melanggarnya." Semakin sering engkau mengatakan kepada pasanganmu, "Jagalah dirimu agar tetap tersembunyi", semakin besar keinginan mereka mempertontonkan diri. Dan dengan tersembunyinya mereka, semakin bertambah keinginan lawan jenis kepada mereka.

Demikianlah, engkau terjepit di tengah-tengah, meningkatkan keinginan ke dua belah pihak; sementara itu engkau menganggap dirimu sendiri seorang yang memperbaiki orang lain! Ini merupakan inti dari kecurangan. Jika dalam diri mereka terdapat kualitas natural untuk tidak berbuat jahat, baik ia engkau larang ataupun tidak, mereka akan terus sesuai dengan kepribadian dan landasan yang murni. Jadi, tenang saja dan jangan menjadi khawatir.


Editor : Bsafaat